BABELPOS.ID, BANGKA — Di balik renyahnya camilan kulit ayam crispy 'Tukenia”, tersimpan kisah perjuangan seorang perempuan tangguh bernama Kurnia Ningsih atau akrab disapa Nia.
Pemilik industri rumahan asal Bangka ini berhasil membuktikan bahwa ketekunan dan semangat beradaptasi mampu membawa usahanya bertahan bahkan berkembang di tengah keterbatasan.
BACA JUGA:Jaga Kondusifitas, Pemkab Basel Bentuk Timdu PKS
Usaha “Tukenia” mulai dirintis Nia sejak 2017.
Awalnya, ia membuka warung makan sederhana dengan menu utama kulit ayam goreng.
Namun, ketika pandemi COVID-19 melanda, usahanya terpaksa terhenti sementara karena tidak adanya gangguan operasional.
“Warung kami dulu buka sampai malam.
Saat pandemi, kami tidak bisa berjualan seperti biasa karena ada aktivitas aktivitas.
Penghasilan menurun drastis,” kenang Nia.
BACA JUGA:Jaga Kondusifitas, Pemkab Basel Bentuk Timdu PKS
Tak ingin menyerah, Nia mencari cara agar usahanya tetap berjalan.
Dari hasil diskusi dengan sang suami, muncul ide untuk mengubah menu kulit ayam menjadi snack kering siap saji agar bisa dijual tanpa membuka warung.
“Saya berpikir bagaimana caranya supaya usaha tetap jalan.
Akhirnya kami mencoba mengolah kulit ayam jadi camilan crispy yang tahan lama dan bisa dijual ke rumah-rumah,” ujarnya.