BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani menggelar pertemuan tertutup dengan Wahli dan sejumlah perwakilan nelayan dari Desa Batu Beriga, Desa Tanjung Labu dan Desa Pongok yang menggelar aksi damai tolak tambang laut, Senin (21/07/2025) di Kantor Gubernur Air Itam Pangkalpinang.
Aksi demo besar-besaran digelar nelayan dari Bangka Tengah dan Bangka Selatan menolak tambang di laut mereka. Para nelayan melakukan long march dari simpang Air Itam menuju kantor Gubernur.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bangka Belitung, Akhmad Subhan Hafidz yang juga ikut dalam rapat tertutup bersama gubernur mengungkapkan, dalam pertemuan Gubernur Hidayat menyepakati dan menandatangi persetujuan atas surat rekomendasi penting yang disampaikan oleh masyarakat nelayan 3 desa di Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan tersebut untuk selanjutnya akan dikirim ke kementerian terkait di Jakarta.
Hafidz juga menyebut bahwa Walhi Babel sudah menjelaskan kepada gubernur untuk mendorong moratorium tambang laut dalam sejumlah hal. Yakni menyetop izin-izin baru penambangan, melakukan evaluasi izin yang bermasalah yang menyebabkan kerusakan lingkungan Babel, mendorong pemulihan ekosistem esensial di Babel yang diakibatkan aktivitas penambangan timah yang ugal-ugalan serta meminta perairan Batu Beriga, Batu Perahu agar menjadi zona tangkap nelayan sesuai dengan rekomendasi yang sudah disepakati bersama gubernur Babel, Hidayat Arsani dalam rapat tersebut.
BACA JUGA:Nekat Nambang di Pantai Batu Beriga, Tiga Penambang Diringkus
BACA JUGA:Gubernur Hidayat Arsani Teruskan Tuntutan Masyarakat Beriga ke Kementerian
Saat pertemuan, Gubernur Hidayat juga sudah menyampaikan surat rekomendasi yang sudah ditandatangani bersama tersebut akan dikirim ke pemerintah pusat dalam waktu yang sesingkat singkatnya.
"Pemerintah juga sepakat untuk mengeluarkan rekomendasi bagi Batu Beriga dari zona tambang menjadi daerah tangkap nelayan," ujar Hafidz.
Ia juga menyebut bahwa Walhi Babel akan terus bersama-sama mengawal hasil tuntutan nelayan dalam aksi demo kali ini, termasuk rencana penyampaian aspirasi ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Ini harus terus dikawal bersama-sama oleh publik dan jurnalis, koalisi masyatakat sipil, aktivis mahasiswa peduli lingkungan dan juga para nelayan yang terus berjuang sampai hari ini untuk melindungi wilayah laut mereka," sebut Hafidz.
Ditambahkannya bahwa, melindungi Laut Batu Beriga dan wilayah pesisir lain adalah tugas perjuangan yang harus terus dilakukan secara bersama-sama demi kepentingan masa depan generasi muda.
BACA JUGA:Lokasinya Strategis, Bupati Algafry Kembali Usulkan Pembangunan Pelabuhan di Beriga
BACA JUGA:Untuk Penambangan di Beriga, PT Timah Kembangkan Pola Kemitraan
Semua harus ikut bekerjasama dalam menjaga agar lingkungan alam Bangka Belitung termasuk wilayah laut agar tetap sehat dan terjaga kelestariannya
"Kami ingin apa yang sudah ditandatngani dan distempel oleh pak gubernur Babel dan disaksikan oleh kita bersama ke depan dapat dilaksanakan secara serius sampai ke kementerian. Kami ingin agar DPRD Babel juga merespon dengan merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW) maupun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) yang terintegrasi dan secepatnya mampu diselesaikan dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku," tegasnya.