Tambang Timah Ilegal Merajalela di Bangka Belitung, Ancam Ekosistem Satwa Endemik

Senin 03-03-2025,21:18 WIB
Reporter : Agus Putra
Editor : Govin

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkenal sebagai produsen timah terbesar di Indonesia, kini sedang menghadapi tantangan kerusakan lingkungan yang serius akibat maraknya tambang timah ilegal.

BACA JUGA:Komitmen Tingkatkan Mutu Guru: SD STKIP Muhammadiyah Babel Gelar Pelatihan Berbasis Teknologi

Tambang timah ilegal tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup satwa endemik dan memicu terjadinya konflik antara manusia dan satwa pembohong, khususnya buaya.

Tambang timah ilegal sering kali beroperasi tanpa memperhatikan aspek keinginan. Penebangan hutan, pengerukan sungai, menyebabkan degradasi habitat alami satwa liar.

Hutan bakau dan kawasan pesisir yang menjadi tempat hidup dan berkembang biak bagi buaya muara semakin menyusut, memaksa satwa ini keluar mencari habitat baru yang sering kali berakhir pada interaksi dengan manusia.

BACA JUGA:Strategi Antisipasi Menumpuknya Sampah di Saat Puasa, Ini Langkahnya

Konflik antar buaya dan manusia yang terjadi di Bangka Belitung bahkan merenggut korban, belasan kasus tercatat pada tahun 2024 lalu.

Selain buaya, spesies lain seperti tarsius juga terdampak.

Hilangnya tutupan vegetasi mengurangi sumber makanan dan tempat perlindungan, mengganggu rantai makanan dan merusak keseimbangan ekosistem yang sudah terbentuk secara alami.

BACA JUGA:Strategi Antisipasi Menumpuknya Sampah di Saat Puasa, Ini Langkahnya

Manajer PPS Alobi Air Jangkang Endy R. Yusuf mengatakan, ekosistem satwa terganggu karena masifnya aktivitas penambangan timah ilegal, tak heran jika hewan-hewan endemik Babel terganggu dan terpaksa mencari habitat baru yang kadang bersamaan dengan lokasi aktivitas.

Perubahan ini menciptakan ancaman keselamatan bagi masyarakat sekaligus menempatkan buaya dalam risiko pembunuhan akibat tindakan melindungi warga.

BACA JUGA:DPRD Babel Duduk Bersama Baznas dan MUI Babel Cari Solusi Peningkatan Ekonomi Umat

"Ekosistem yang terganggu akibat tambang ilegal menyebabkan satwa-satwa ini mencari habitat baru.

Habitat baru inilah yang kadang bersinggungan dengan tempat manusia, sering orang bilang dulu di situ enggak ada buaya tapi sekarang ada buaya. Ini karena habitatnya terganggu," kata Endy, Senin (3/3/2025). 

Kategori :