Koalisi Masyarakat Sipil dan Wahli Temui Ketua DPRD, Aspirasikan Agar Dibentuk Badan Pemulihan Ekologis

Selasa 25-02-2025,11:32 WIB
Reporter : Abote
Editor : Govin

//Aspirasikan Percepatan Pemulihan Lingkungan Babel

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG –  Koalisi Masyarakat Sipil Bangka Belitung bersama Wahli Bangka Belitung melakukan audiensi dengan Ketua DPRD Babel, Didit Sri Gusjaya, Senin (24/02/2025). 

Direktur Eksekutif Wahli Bangka Belitung, Ahmad Subhan Hafizd menjelaskan bahwa ada sejumlah aspirasi yang disampaikan dalam pertemuan kali ini.

Yakni, terhadap pentingnya untuk penegakkan hukum lingkungan dan mendorong moratorium pertambangan.

BACA JUGA:Pemungutan Suara Ulang 4 TPS di Babar, Ini Tanggapan Bong Ming Ming

Ia juga menerangkan bahwa agenda moratorium tersebut, antara lain stop izin-izin pertambangan baru, evaluasi seluruh izin yang bermasalah yang menyebabkan konflik dan kerusakan lingkungan di Babel serta mempercepat restorasi lingkungan di Babel.

BACA JUGA:Pansus Pro-Kontra KN Rp 271 T Belum Kunjung Terealisasi, AMC Minta Segera Audiensi dengan Fraksi

"Kita tau bahwa hari ini 12.607 lubang tambang yang tidak direklamasi dan 167 ribu hektar lahan kritis yang sudah seharusnya mendapatkan pemulihan.

Makanya koalisi masyarakat sipil kepulauan Babel mendesak presiden untuk menerbitkan badan pemulihan integritas ekologis guna mempercepat pemulihan lingkungan di daerah,” harapnya.

BACA JUGA:104 Petenis Ramaikan Turnamen Baveti Murray 2025

Menurutnya hal ini menjadi penting dalam menghadapi beragam bencana ekologis yang kini sering terjadi seperti banjir, tanah longsor dan rusaknya habitat buaya muara yang berimplikasi langsung menyebabkan konflik manusia dengan hewan buas buaya.

BACA JUGA:Bintang Lapangan Kini Bintang Iklan! Ronaldinho dan Shopee Bikin Kejutan Besar

Selama 2 bulan terakhir Wahli Babel juga mencatat ada 4 orang warga yang meninggal dunia karena berkonflik dengan buaya, ada 26 kantong buaya muara terindentifikasi yang rusak akibat aktivitas pertambangan timah.

Padahal buaya muara merupakan hewan protektif terhadap wilayahnya sehingga ini menyebabkan konflik tidak berujung antar manusia dengan buaya.

Selain itu lubang tambang yang tidak direklamasi juga menyebabkan beragam bencana seperti anak-anak yang jatuh di lubang tambang dan meninggal, penyakit kulit dan semacamnya. 

Kategori :