
Guru tidak hanya bertanggung jawab dalam menyampaikan materi kepada siswa, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menerapkan berbagai kebijakan dan metode pengajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman.
BACA JUGA:Penggalian Nilai-Nilai Universal Agama untuk Tegakkan Moralitas Serta Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Untuk itu, guru perlu terus berinovasi, terutama dalam memanfaatkan teknologi dan literasi digital yang semakin berkembang. Penerapan berbagai bentuk literasi digital seperti yang telah dijelaskan sebelumnya—mulai dari kuis interaktif, konten digital, hingga digitalisasi perpustakaan—merupakan langkah-langkah konkret yang bisa diambil untuk meningkatkan minat belajar dan keterlibatan siswa.
Namun, satu hal yang tak kalah penting dan tidak boleh luput dari perhatian adalah penguatan kemampuan literasi digital dalam diri guru itu sendiri. Guru perlu terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi agar tidak tertinggal oleh siswanya yang semakin mahir menggunakan berbagai perangkat dan platform digital.
Di era digital ini, teknologi berkembang begitu cepat, dan guru harus mampu menyeimbangi atau bahkan lebih cepat dalam menguasai perangkat, aplikasi, dan metode pembelajaran berbasis teknologi. Jika guru tidak sigap menguasai teknologi, maka akan ada kesenjangan yang besar antara kemampuan siswa dalam mengakses informasi digital dan kemampuan guru dalam memfasilitasi pembelajaran tersebut.
Minat siswa SDN 52 untuk mengunjungi perpustakaan saat ini memang rendah karena mereka lebih memilih mengakses teknologi dan informasi melalui perangkat digital seperti ponsel dan media sosial, terutama TikTok. Meskipun perpustakaan merupakan sumber utama pengetahuan yang kredibel, siswa lebih tertarik dengan teknologi yang menawarkan akses informasi yang instan dan interaktif.
Namun, hal ini juga menunjukkan tantangan besar bagi para pendidik, khususnya guru, untuk memanfaatkan teknologi tersebut dalam meningkatkan minat literasi siswa.
BACA JUGA:KPR di BRI Berikan Kemudahan dan Cicilan Ringan
Dengan memanfaatkan platform kuis interaktif, konten digital menarik, dan digitalisasi perpustakaan, guru dapat menjembatani kesenjangan antara sumber informasi tradisional dan teknologi modern.
Dengan demikian, siswa dapat diarahkan untuk tetap mengembangkan keterampilan literasi, baik melalui buku maupun sumber digital, sehingga mereka tidak hanya terpapar informasi instan, tetapi juga memperoleh pengetahuan yang mendalam dan terstruktur.
Guru memiliki peran penting dalam memastikan bahwa teknologi tidak menjadi penghalang, tetapi menjadi alat bantu yang efektif dalam meningkatkan minat literasi dan memperkaya pengalaman belajar siswa di era digital.
Penulis :
Tania Nur Ulfiyanti (2101411122) PGSD
Warisa (2101411011) PGSD
Meti Astuti (2101411230) PGSD
Ilvina Arfiza (2101411218) PGSD
Vika Elvira (2101411145) PGSD
Sevti Julian (2101411069) PGSD