Manusia dan Masa Depan Ekonomi Hijau Biru di Bangka Belitung

Senin 14-10-2024,07:10 WIB
Reporter : M. Makhdi
Editor : Jal

Pengembangan infrastruktur teknologi turut berperan dalam mempercepat adopsi praktik ekonomi hijau dan biru. Akses ke teknologi ramah lingkungan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Di sisi lain, pembangunan fasilitas penelitian dan laboratorium berfungsi sebagai pusat inovasi yang akan mendukung pengembangan kompetensi SDM di bidang teknologi hijau.

Kolaborasi lintas sektor menjadi pilar penting dalam strategi ini. Pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan sinergi dalam meningkatkan kualitas SDM. Kemitraan antara universitas dan industri dapat menghasilkan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar, sementara kerjasama dengan lembaga internasional membuka peluang pendanaan dan transfer teknologi.

Dengan fokus pada pengembangan SDM melalui pendidikan berkelanjutan, infrastruktur teknologi, dan kolaborasi lintas sektor, Bangka Belitung berpotensi menjadi contoh sukses dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Investasi pada teknologi hijau dan peningkatan kapasitas SDM memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya menghasilkan keuntungan jangka pendek, tetapi juga menjamin keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.

BACA JUGA:Keterampilan Esensial Seorang Akuntan agar Sukses di Era Digital

BACA JUGA:Pemanfaatan IPAH Sebagai Solusi Kekurangan Air Bersih di Desa Saing

Mengangkat Kearifan Lokal Bangka Belitung dalam Pengembangan SDM  Ekonomi Hijau Biru

Transformasi menuju ekonomi berkelanjutan Bangka Belitung tidak bisa dilepaskan dari dukungan kuat masyarakat,pemerintah dan sektor swasta. Pelibatan para pihak ini penting untuk menciptakan ekosistem inovasi yang dinamis. SDM lokal harus didorong untuk terus beradaptasi dengan teknologi terbaru dan berkomitmen pada pengembangan kompetensi berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat secara inklusif.

Kearifan lokal Bangka Belitung menjadi modal sosial penting untuk memperkuat fondasi transformasi tersebut. Dalam proses transformasi ini, kearifan budaya lokal Bangka Belitung juga bisa dimanfaatkan. Konsep Tukang Ulon, yang menggambarkan seorang pemimpin transformasional, sangat relevan untuk memimpin perubahan ini dengan inspirasi dan visi yang jelas. Selain itu, nilai asak kawa pasti pacak, yang berarti keinginan kuat untuk maju, dapat menjadi fondasi semangat dalam meningkatkan kompetensi dan kesiapan SDM lokal. Dengan kombinasi antara pendidikan berkelanjutan, teknologi hijau, dan nilai-nilai budaya lokal, Bangka Belitung memiliki kesempatan besar untuk menjadi pusat unggulan dalam sektor hijau dan biru.

Merujuk hasil penelitian Zulkifli, H. (2008) dalam Melayu Bangka: Sejarah, Tradisi, dan Kearifan Lokal" dan Yulianti, D. (2012) dalam Struktur Sosial dan Budaya Gotong Royong di Bangka Belitung". Dapat disimpulkan Budaya masyarakat Melayu di Bangka Belitung dikenal memiliki karakter egalitarian, yang berarti adanya prinsip kesetaraan di antara anggota masyarakatnya yang dapat diijelaskan sebagai berikut:

Pertama, Egalitarianisme dan Gotong Royong: Karakter Sosial Bangka Belitung, Masyarakat Melayu Bangka Belitung dikenal dengan karakter egalitarian, sebuah prinsip kesetaraan yang mengakar dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang memiliki struktur sosial lebih hierarkis, masyarakat di sini hidup dengan pola hubungan yang cair dan terbuka. Interaksi antargenerasi, seperti hubungan antara orang tua dan anak, berlangsung dengan dialog yang demokratis, meskipun tetap menjaga norma penghormatan.

Nilai gotong royong atau "sambatan" juga menjadi ciri khas masyarakat Bangka Belitung. Gotong royong diterapkan dalam berbagai aktivitas, mulai dari membangun rumah, kegiatan bertani, hingga upacara adat. Semua anggota masyarakat, tanpa memandang status sosial atau ekonomi, berpartisipasi setara dalam kegiatan ini. Kebersamaan dan solidaritas semacam ini memperkuat kohesi sosial sekaligus mengurangi ketimpangan dalam masyarakat.

Kedua, Ekonomi Partisipatif dan Kepemimpinan Berbasis Musyawarah, Dalam sektor ekonomi, masyarakat Bangka Belitung menekankan prinsip partisipatif dan pembagian hasil yang adil. Aktivitas ekonomi utama seperti berkebun lada atau menangkap ikan dilakukan dengan kolaborasi yang setara. Pembagian hasil pun berdasarkan kontribusi, bukan hierarki. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kesetaraan tidak hanya terlihat dalam hubungan sosial tetapi juga dalam aktivitas ekonomi sehari-hari.

BACA JUGA:DEMOKRASI SERUMPUN SEBALAI

BACA JUGA:Hilangnya Rasa Keadilan

Kepemimpinan adat di Bangka Belitung juga mencerminkan semangat partisipatif. Pemimpin adat dipilih melalui musyawarah bersama dan bertindak sebagai mediator, bukan pemegang kekuasaan absolut. Setiap keputusan yang diambil melalui musyawarah melibatkan berbagai pihak, sehingga setiap anggota masyarakat merasa memiliki andil dalam kebijakan yang dibuat.

Ketiga, Agama sebagai Perekat Sosial dan Warisan Kolonialisme yang Terbatas, Agama Islam, yang dianut mayoritas masyarakat Bangka Belitung, memperkuat prinsip egalitarian dan kebersamaan. Nilai-nilai dalam ajaran Islam, seperti keadilan dan musyawarah, menjadi pedoman dalam membangun hubungan sosial yang harmonis. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip kesetaraan tercermin dalam pelaksanaan ritual keagamaan maupun kegiatan sosial.Meskipun Bangka Belitung pernah berada di bawah pengaruh kolonial Belanda, karakter egalitarian masyarakat tidak banyak tergerus, Hal ini membuat Bangka Belitung mampu mempertahankan identitas sosial dan budayanya di tengah dinamika sejarah yang berubah.

Dengan perpaduan antara kearifan lokal, nilai budaya, dan pendidikan berkelanjutan, Bangka Belitung memiliki peluang besar untuk menjadi model pengembangan SDM dalam sektor hijau dan biru. Transformasi ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang bagaimana menjaga jati diri budaya sekaligus membuka jalan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Kategori :