BABELPOS.ID, SUNGAILIAT - Kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Bangka hingga bulan September 2024 mencapai 339 kasus. Sebanyak 7 orang pasien meninggal dunia dalam kasus penyakit DBD di Kabupaten Bangka.
Untuk itu Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka bersama Dinas Kesehatan dan pihak terkait melakukan upaya pencegahan DBD.
Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra mengatakan penambahan yang siginifikan ini terjadi di Kecamatan Sungailiat dengan total 133 pasien DBD.
Di Kecamatan Merawang jumlah penderita DBD 81 orang, Riausilip 36 orang, Pemali 28 orang, Belinyu 25 orang, Bakam 18 orang dan Mendo Barat 12 orang.
"Upaya yang sudah dilakukan pertama adalah gerakan PSN atau pemberantasan sarang nyamuk di semua kecamatan dan desa. Alhamdulillah ini sudah dilakukan bersama-sama, tiap hari Jumat dan Minggu untuk memberantas jentik dan membunuh jentik," jelasnya.
BACA JUGA:Tekan DBD, Sarang Nyamuk di Kelurahan Jelitik Kena Berantas
BACA JUGA:Ada 188 Kasus DBD di Basel, Segini yang Meninggal Dunia
Ia jelaskan, PSN terhadap jentik dilakukan terhadap tempat perindukan, selokan, bekas minuman, ban, penampungan air, dan lainnya. Upaya pemberantasan jentik ini agar jentik tidak menjadi nyamuk dewasa hingga mengakibatkan DBD.
Pencegahan kasus DBD dilakukan pula lewat penyemprotan daerah yang terdapat pasien DBD hingga pemberian abate secara gratis. Pihaknya juga melibatkan sekolah untuk ikut memberantas DBD dengan peran murid sebagai juru pemantau jentik yang dikoordinasikan dengan puskesmas terdekat dan HAKLI Kabupaten Bangka.
"Harapan kita mari bersih rumah selokan yang sama-sama bisa kita lakukan. Jadi kita bisa memberantas DBD," ujarnya.
BACA JUGA:Cegah DBD, HAKLI Bangka Ajak Masyarakat Tingkatkan Kebersihan Lingkungan
BACA JUGA:Tekan DBD, HAKLI Sampaikan Peran Jumantik ke Siswa Peserta MPLS
Selain itu pihaknya meminta masyarakat aktif membawa masyarakat yang sakit ke layanan kesehatan. Jadi, bila ditemukan penderita DBD akan dilakukan langkah lanjutan dengan penyemprotan lingkungan rumah pasien DBD hingga pemberian abate.
"Kita juga melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk pemberantasan DBD. Sinergitas sejauh ini berjalan baik dengan kita, Puskesmas, Kaling, Kadus dan RT. Ini harus kita pertahankan dengan baik sehingga penanganan DBD bisa kita lakukan cepat," pungkasnya.
BACA JUGA:Kasus DBD Meningkat, Dinas Kesehatan Imbau Perhatikan Lingkungan