Beberapa literatur menyatakan bahwa Demam Bangka adalah penyakit Kolera.
Namun sulit memastikan apakah sama antara penyakit Demam Bangka dan Kolera berdasarkan gejala pada Demam Bangka dengan gejala pada penyaki Kolera. Dua penyakit ini sama sama mewabah dan menjadi pembunuh di pulau Bangka di samping penyakit Beri beri yang mewabah sekitar Tahun 1860 yang juga menyebabkan kematian ribuan orang di Bangka dan Belitung.
Dalam catatan sejarah, residen yang memerintah di pulau Bangka yaitu De la Fontaine adalah residen Bangka yang meninggal pada Tahun 1824 akibat epidemi “Demam Bangka” yang melanda Bangka terutama Kota Mentok. Begitu juga terhadap Tiga orang penggantinya (atau pelaksana tugas residen) juga meninggal akibat Demam Bangka.
''Hanya pada bulan Agustus 1826, residen yang baru dan sehat mengambil alih kekuasaan dan Demam Bangka dihalau pergi (Heidhues, 2008:37). Residen baru yang sehat sebagai pengganti tersebut adalah residen De Blij. Beberapa residen Bangka berikutnya yaitu J. van der Eb (Tahun 1842-Mei1848), Francois van Olden (1848-17 September 1850), dan H.J. Saverijn Haesebroek (17 September 1850-4 Maret 1851),'' ujar Akmad Elvian.***