KABAR mengejutkan datang dari Selandia Baru setelah Jacinda Ardern secara tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri mulai 7 Februari mendatang.
Ia tidak menyebutkan alasannya mengapa.
PM Ardern tampak menahan air mata saat mengumumkan hal ini pada hari Kamis (19/01) saat dia menyebutkan dirinya tidak memiliki energi untuk mencalonkan diri kembali.
"Saya tahu apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan ini. Saya sadar bahwa saya tidak lagi memiliki cukup persediaan bekal untuk dapat menjalankannya dengan baik," katanya seraya menambahkan keluarganya tetap mendukungnya untuk melanjutkan karir sebagai politisi, tapi mereka juga setuju dengan keputusannya ini.
"Memimpin suatu negara dalam masa damai itu hal biasa. Memimpin melalui masa krisis itu berbeda. Saya mendapat keistimewaan untuk bersama-sama warga Selandia Baru menghadapi krisis dan mereka menaruh kepercayaan pada saya," katanya.
Terkait dengan Pemilu pada bulan Oktober, PM Ardern yakin partainya, Partai Buruh Selandia Baru, akan menang, tapi dia mengisyaratkan bahwa Wakil Perdana Menteri Grant Robertson tidak akan mencalonkan diri sebagai pemimpin partai.
Dan, satu lagi yaitu Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri setelah rumor tentang bagaimana ia akan dipecat karena terlibat korupsi tersebar.
Keputusan tiba-tiba ini dianggap sangat tidak biasa di negara komunis seperti Vietnam, di mana perubahan dalam bidang politik umumnya diatur dengan sangat hati-hati. Selama ini hanya ada satu presiden Partai Komunis yang pernah mengundurkan diri dan itu dilakukannya karena alasan kesehatan.
"Pengunduran diri Presiden Nguyen Xuan Phuc adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah partai," ujar Nguyen Khac Giang, peneliti Pusat Studi Ekonomi dan Strategi Vietnam.
Media lokal melaporkan Partai Komunis telah menyatakan bahwa Phuc bertanggung jawab atas pelanggaran menteri di bawah pimpinannya ketika menjadi perdana menteri pada tahun 2016 hingga 2021.