Memang harga sawit luar biasa mahal. Pesaing bensa adalah mulut manusia. Kian banyak mulut di muka bumi, kian mahal minyak goreng.
Itu mirip dengan proyek etanol dari jagung: harus bersaing dengan mulut ternak. Jumlah ternak terus dikembangkan: lebih baik jagung untuk makanan ternak.
Tapi, dengan ditemukannya bensa, kita sudah lebih punya banyak pilihan untuk green energy. Bahkan, kalaupun kelak harga sawit jatuh, masih bisa untuk bensa.(**)