Meski di negeri ini --negeri dengan penduduk Islam terbesar di dunia-- kerap terdengar ada ustad yang sibuk membid'ahkan dan mengejek ustad lainnya. Padahal yang diributkan kadang hanya bersifat khilafiah, tapi seolah dibuat mendasar dan begitu penting.
Qatar selaku Tuan Rumah Piala Dunia menampilkan suara Adzan merdu menggema, membuat penasaran publik yang hadir terutama dari negeri Eropa. Tak segan mereka datang ke Masjid-Masjid sekitar dan diterima dengan ramah, silahkan memotret, silahkan mengambil gambar, Islam tampil begitu ramah dan indah.
''Kami akan datang lagi ke sini, kami ingin belajar dan melihat bagaimana Islam yang sesungguhnya. Ternyata Islam tak sperti yang kami ketahui selama ini,'' komentar seorang bule.
Bahkan, tersebutlah sepasang kakek dan nenek dari Brazil yang ketika keluar Stadion kerepotan dan bersusah payah mau mengangkat kedua cucunya. Satu cucu jalan sendiri, cucu satunya sudah tertidur yang harus digendong untuk menuju kendaraan.
Tanpa mengenalkan diri dan entah siapa, tiba-tiba seorang pria yang membawa bendera Palestina spontan mengangkat sang cucu kakek yang tertidur itu dan mengantarkannya hingga ke angkutan. Sang kakek merasa demikian bersyukur dan amat terbantu. Namun ketika sadar, sang kakek justru tersadar lupa berterima kasih apalagi bertanya dan menmgenalkan diri.
''Kakek mencari siapa?'' tanya seseorang.
''Saya mencari pria yang tadi membantu menggendong cucu saya, saya lupa berterima kasih. Yang saya tahu dia cuma membawa Bendera Palestina,'' ujar sang kakek haru karena yang membantunya sudah pergi entah kemana.
Berhasilkah Qatar dengan 'dakwahnya' melalui hajatan Piala Dunia itu?
Terlepas bagaimana pandangan sebagian orang, Qatar telah membuka mata dunia, bahwa beginilah Islam!
***
BAGAIMANA dengan LGBT tadi?
Jika mau jujur, penolakan terhadap LGBT, bukan hanya Islam, tapi agama-agama lain juga menolak.
Bagaimana dengan Indonesia?
Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas tegaskan menolak kehadiran Utusan Khusus Amerika Serikat untuk memajukan HAM kelompok LGBT.
Ini sehubungan dengan adanya rencana kehadiran Utusan Khusus Amerika Serikat untuk memajukan HAM kelompok LGBT dan Jessica Stern ke Indonesia pada bulan Desember 2022 ini.
"MUI menyatakan menolak dengan tegas kehadiran dari utusan khusus tersebut," kata Wakil Ketua Umum Anwar Abbas dalam keterangannya, Kamis (1/12).