Artinya yang salah adalah pihak kontraktor karena di sini telah terjadi pengurangan pekerjaan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, perlu diadakan audit independen atas fakta apa yang terjadi itu. “Yang jelas bagi klien kami tidak kewajiban selaku konsultan dalam proyek itu dilanggar.
Terkait dengan teknis dan spesifikasi sudah dipenuhi semua dan telah sesuai dengan standar perencanaan. Dengan begitu hak dan kewajiban selaku konsultan clear,” sebutnya.
Demikian juga dengan adanya penambahan pekerjaan oleh pihak kontraktor berupa pemasangan helical pile. Guna mengatasi kemiringan konstruksi yang terjadi itu.
Helical pile sendiri merupakan fondasi tiang berulir atau fondasi tiang baja yang memiliki beberapa ulir (helix) dalam satu tiang. Dimana helix berfungsi untuk menambah daya dukung fondasi tiang. Fondasi jenis ini biasa digunakan pada struktur menara (tower) dan mercusuar.
“Pekerjaan helical pile itu tidak ada sangkut paut dengan DED ataupun perencanaan yang dibuat oleh klien. Itu murni inisiatif di luar konsultan. Bagi klien kami selaku konsultan terkait keberadaan helical pile itu bukan justeru mengatasi masalah kemiringan malah menjadi beban konstruksi itu sendiri,” sebutnya.
“Jadi pada dasarnya pemasangan helical pile tidak sesuai dengan rancangan awal. Dimana pada kaki kolom dipasang sloof beton keliling, hal ini bisa menambah berat konstruksi padahal di dalam perencanaan tidak ada sloof keliling.
Pada pengecoran balok dan plat lantai tidak menyatu tapi menggunakan pelapis bondex (diatas balok) sehingga menambah dimensi semakin berat dan juga kontruksi balok dan plat tidak menyatu sehingga mengurangi kekakuan/rigit konstruksi secara keseluruhan.
Kemungkinan ke dalam pondasi berbeda dengan dengan hasil desain awal, sebab desain awal tinggi kolom dari atas balok sampai dasar pondasi adalah 4,50 meter sedangkan yang di visual foto kelihatan lebih pendek, ini bisa di buktikan dengan mengukur tinggi kolom dan kedalaman pondasi di lapangan apakah sudah sesuai dengan desain awal,” tandasnya.