Disamping itu, tambahnya, pemerintah juga mulai memberlakukan kenaikan Tarif Dasar Listrik bagi pelanggan dengan golongan 3.500 VA ke atas per 1 Juli 2022.
BACA JUGA: Buser Naga dan Tim Kalong Tangkap Pengedar Sabu
"Sementara itu, kenaikan harga makanan terutama bawang merah dan aneka cabai disebabkan oleh pasokan dari daerah sentra yang masih terbatas dan kenaikan pada biaya produksi dan transportasi," jelasnya.
Budi menerangkan, secara spasial, kedua kota sampel di Bangka Belitung yakni Pangkalpinang dan Tanjung Pandan juga mengalami inflasi.
Dia menyebut, Kota Pangkalpinang tercatat inflasi sebesar 1,01% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,22% (mtm). Inflasi Pangkalpinang ini didorong oleh kenaikan indeks harga komoditas angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan bahan makanan seperti bawang merah dan cabai merah.
Sementara itu, Kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 1,12% (mtm) setelah sebelumnya tercatat mengalami deflasi sebesar 0,03% (mtm).
Inflasi Tanjungpandan ini, lanjutnya, didorong oleh peningkatan indeks harga komoditas angkutan udara dan bahan makanan seperti cabai merah dan bawang merah.
"Sedangkan secara tahunan, kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 7,88% (yoy) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 6,46% (yoy), sementara Kota Tanjungpandan mengalami inflasi 7,57% (yoy) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 6,61% (yoy)," paparnya.
Namun demikian, menurut Budi, tekanan inflasi Agustus Bangka Belitung diprakirakan akan menurun dibandingkan Juli 2022.
Sebab, katanya, indeks harga bahan makanan relatif akan terjaga seiring dengan pasokan yang meningkat selama musim panen di tengah normalisasi permintaan. Demikian halnya harga angkutan udara diprakirakan akan stabil pada level batas atas dengan laju kenaikan yang cenderung melambat pada Agustus 2022.
"Potensi kenaikan harga angkutan udara bersumber dari adanya penyesuaian Passenger Service Charge (PSC) atau airport tax Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung yang diberlakukan mulai 1 Agustus 2022," tutur Budi.
Budi menambahkan, pemerintah daerah beserta seluruh pihak terkait secara aktif melakukan langkah-langkah pengendalian stabilitas harga antara lain melalui monitoring ketersediaan pasokan komoditas terutama volatile food, kelancaran distribusi jalur laut, serta mendorong pelaku usaha memanfaatkan payung Kerjasama Antar Daerah (KAD) provinsi (a.l. KAD Babel - Lampung, KAD Babel - Jawa Timur, dan KAD Babel - Jambi) ke dalam transaksi business to business oleh pelaku usaha.
Dalam jangka panjang, dikatakannya, pemerintah daerah perlu meningkatkan alokasi belanja fiskal untuk mendukung program-program kemandirian pangan antara lain melalui peningkatan jumlah klaster pangan, hortikultura, serta berbagai program insentif bagi para petani.
"Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus berkoordinasi dan bersinergi dalam program pengendalian inflasi daerah melalui program 4 K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif), agar inflasi tahun 2022 dapat terjaga," tandas Budi.(pas)