Angka Perceraian di Babar Meningkat, Banyak Jadi Duda Dan Janda

Senin 25-07-2022,19:11 WIB
Reporter : Cahyo
Editor : Admin

BABELPOS.ID, MUNTOK - Angka perceraian di Kabupaten Bangka Barat dari Januari hingga Juli 2022 ini, sudah terdapat kurang lebih 200 orang yang bercerai.

Hal tersebut diungkapkan, Humas Pengadilan Agama Mentok, Muhammad Malik, Senin (25/7).

"Jadi sampai 20 Juli 2022 sudah menangani perkara 330 yang mendominasi saat ini adalah cerai gugat sejumlah 183 perkara, cerai talak 67 perkara selebihnya ada perkara dispensasi kawin dan harta bersama," ujarnya.

Menurut Malik angka perceraian pada tahun ini mengalami peningkatkan, yang mana sepanjang tahun 2021 lalu perkara kasus perceraian sejumlah 350 perkara.

"Untuk saat ini bisa dilihat dari perkara nya tahun kemarin 350 perkara angka penceraian, sedangkan dipertengahan tahun ini saja sudah mencapai kurang lebih 260, sudah putus semua," bebernya.

Malik menyebutkan sementara ini kasus perkara perceraian gugat tertinggi terjadi di Kecamatan Tempilang dan Kelapa. Sedangkan penyebab perceraian didomimasi oleh faktor ekonomi.

"Sebab-sebab penceraian , istri yang menggugat hal yang mendominasi perkara itu adalah faktor ekonomi, faktor ekonomi seperti pisau bermata dua kurang bermasalah, lebih juga bermasalah. Cerai talak sebabnya bisa faktor ekonomi mendominasi misalnya istri tidak puas nafkah yang diberikan suami akhirnya meninggalkan rumah," jelasnya.

Tak hanya perkara perceraian, PA Mentok juga mencatat angka dispensasi kawin pada tahun 2022 ikut mengalami peningkatan. Diketahui hingga pertengahan tahun ini sudah terdapat 27 perkara.

"Untuk dispensasi kawin setiap tahunnya itu selalu meningkat untuk tahun ini saja sampai pertengahan tahun sudah 27 perkara tahun sebelumnya kurang lebih 31 perkara itu sampai akhir tahun," terangnya.

Ia menyatakan ada beberapa faktor yang membuat dispensasi kawin meningkatakan, seperti Maried by Accident, dan menikah dini untuk menghidarkan zina.

"Saat ini untuk yang Maried by Accident itu tidak mendominasi, ada beberapa perkara yang memang karena sudah hamil duluan, cuma yang paling banyak itu sebab faktor tidak melanjutkan jenjang pendidikan, akhirnya menikah dini, asumsi masyarakat daripada berzinah jadi dinikahkan," tuturnya. (amd)

Kategori :