Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel dari 5.115 orang dewasa muda sepanjang kurang lebih 20 tahun.
Perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang waktu tersebut. Tapi pengguna ganja malah memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.
Hal ini dikaitkan dengan cara penggunaan mariyuana yang biasanya diisap dalam-dalam.
Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan hal ini mungkin menjadi semacam latihan untuk paru.
Namun, tentu saja paparan jangka panjang asap mariyuana dengan dosis tinggi bisa merusak paru-paru.
3. Mencegah Kejang karena Epilepsi
Dalam studi yang dilakukan pada 2003, memperlihatkan ganja bisa mencegah kejang karena epilepsi.
Robert J. DeLorenzo, dari Virginia Commonwealth University, memberikan ekstrak tanaman ini dan bentuk sintetisnya pada tikus epilepsi.
Obat ini diberikan kepada tikus yang kejang selama 10 jam.
Hasilnya, cannabinoid dalam tanaman ini mampu mengontrol kejang dengan menahan sel otak responsif untuk mengendalikan rangsangan dan mengatur relaksasi.
4. Mematikan Beberapa Sel Kanker
Salah satu kandungan dalam ganja, cannabidiol ternyata dapat menghentikan kanker dengan mematikan gen yang disebut Id-1.
Bukti ini didapat dari sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari California Pacific Medical Center di San Francisco yang dilaporkan pada tahun 2007.
Dalam banyak kasus, dipercaya bahwa ganja mampu mematikan sel-sel kanker lainnya.
Selain itu, bukti menunjukkan bahwa ganja juga bisa membantu melawan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi.
Meski banyak penelitian menunjukkan keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.