Bahkan sekarang, persoalannya tak hanya minyak goreng. Telur, bawang, dan segala jenis kebutuhan rakyat sehari-hari sudah melonjak tajam.
Fakta ironis terjadi. Saat minyak goreng langka dan mahal, negeri ini heboh, seheboh-hebohnya. Tapi ketika semua melonjak tajam, kok seperti malah diam dan bungkam?
Ada apa?
''Mungkin rakyat sudah lelah mengeluh, hingga pasrah pada keadaan,'' ujar seorang teman.
Intinya, percuma mengeluh, takkan didengar. Maklum para pemimpin lagi sibuk memikirkan untuk menghadapi tahun 2024 yang 2 tahun lagi. Padahal persoalan rakyat dengan kebutuhan dasarnya bukan untuk 1 atau 2 tahun lagi, tapi untuk besok pagi!
***
''JADI apa masalahnya dengan Bung?'' seorang teman politikus seperti tak suka atas kritikan penulis.
''Saya besok pagi mau sarapan nasi goreng,. tapi minyak goreng dan cabe rawit masih mahal!'' ujar penulis berseloroh.
'Itu kan bisa diakali, Bung silahkan sarapan nasi goreng, tapi kan bisa saja dengan dikukus!''
''Oh, nasi goreng kukus?!" ***