Pengalaman: Sering Ditipu & Dikerjai!

Senin 05-04-2021,07:41 WIB
Editor : babelpos

TAHUN 2024 masih lama. Masih jauh. Jadi, rakyat juga tak bisa berharap banyak ada paket Sembako atau amplop dalam 1-2 tahun ini. Maklum, para calon --calon apapun-- baik itu yang berminat menjadi wakil rakyat, kepala daerah atau wakil kepala daerah, termasuk Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden sekalipun belum punya kepentingan. Maklum, masih jauh dan masih lama. Oleh: Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup -- TAPI ingat, pencitraan diri sejak dini tentu akan beda hasilnya dengan pencitraan ketika hajatan politik sudah dekat. Karena bagaimanapun, hal yang harus diingat, bahwa rakyat adalah sentral dalam Pemilu dan Pilkada. Terutama tentunya rakyat yang sudah punya hak pilih. Pertanyaannya, sanggupkah menggenggam rakyat? Rakyat tepatnya suara rakyat adalah bak burung dara di tangan. Dipegang terlalu kencang, akan mati. Dipegang terlalu kendor, akan lepas. Rakyat dalam era Pemilu dan Pilkada Langsung ini sudah sangat berpengalaman \\\'ditipu\\\', \\\'dikerjai\\\', juga \\\'diiming-imingi\\\'. Secara tidak langsung itu sudah mendidik rakyat juga untuk pandai \\\'menipu\\\', pandai \\\'mengerjai\\\', serta sudah pandai pula \\\'meng-iming-imingi\\\'. Dengan kondisi seperti ini, berarti tak ada pilihan bagi para calon apapun yang punya kepentingan terhadap suara rakyat, adalah berupaya meyakinkan rakyat. Tak cukup dengan sejumlah uang, tak juga bisa lagi sekadar barang, tapi harus benar-benar total dan semuanya. Dan itu tentunya tak bisa hanya sekali dua, melainkan berulang-ulang dan berkali-kali. Juga sedapatnya dalam waktu yang lama. Banyak orang kadang merasa sudah cukup populer. Ia merasa sudah dikenal karena ketokohannya selama ini. Sehingga merasa \\\'belum perlu\\\' untuk memproklamirkan diri menyatakan akan maju dalam waktu sekarang ini. Dengan modal sudah merasa \\\'populer\\\' dan \\\'ngetop\\\', begitu menyatakan siap maju, rakyat akan menjadi tahu dan tinggal meyakinkan saja. Tapi, apakah begitu gampang? Sekali lagi, rakyat negeri ini sudah \\\'berpengalaman\\\'. Pengalaman itu adalah sudah menjadi milik rakyat Republik ini. Ingatlah, popularitas tidak berbanding lurus dengan elektabilitas. Dalam arti, tenar dan nama ngetop saja tidaklah cukup untuk terpilih. Dan itu berlaku umum. Lihatlah faktanya, begitu banyak orang-orang tersohor dan terkenal, malah terdepak. Menyakitkan memang, tapi inilah fakta dan cara rakyat menghukum para pemimpinnya yang sudah terlanjur berdusta. Jika sapi pegang talinya, jika manusia pegang janjinya. Setiap kandidat hati-hati dengan kalimat ini. Menjadi calon pemimpin tidak boleh bertingkah seperti ular berekor belut. Elok tegur dan sapa \\\'kan bekal hidup, elok budi \\\'kan bekal mati. Orang yang baik bahasa dan budinya akan jadi kesayangan selagi hidup, sesudah mati jadi kenangan. Nikmat dan sengsara selama duduk adalah ujian dari Tuhan dan sekaligus ujian dari rakyat. Lantanglah bicara dan berbuat atas nama rakyat dari awal sampai akhir. Karena rakyat tidak tidur, meski mereka banyak yang memilih menjadi penonton yang baik dan siap memberi ganjaran dalam diam.***

Tags :
Kategori :

Terkait