September 2022, Bank Indonesia Catat Inflasi Babel Relatif Terkendali

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Di tengah tekanan kenaikan lonjakan inflasi energi nasional, inflasi Provinsi Bangka Belitung pada September 2022 relatif terkendali. 

Berdasarkan rilis BPS, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,17% (mtm).

BACA JUGA: Kabur, Curi dan Gelapkan Uang, Pemuda Ini ditangkap Polres Bangka Tengah

Secara tahunan, Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 6,67% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 6,38% (yoy). 

BACA JUGA: Turut Berduka atas Peristiwa Kanjuruhan, Masyarakat Kep. Babel Doa Bersama

Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung, Agus Taufik mengatakan, inflasi September 2022 terutama bersumber dari peningkatan indeks harga kelompok transportasi, kelompok pendidikan dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga. 

BACA JUGA: Beraksi di 9 TKP, Spesialis Pencuri Kotak Amal Masjid Ditangkap Buser Naga

"Secara umum, inflasi disebabkan oleh kenaikan indeks harga administered price (AP) 4,57% (mtm) pasca kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi (Pertamax, Pertalite dan solar). Kontribusi bobot inflasi komoditas bensin cukup tinggi dalam keranjang inflasi," ujar Agus Taufik kepada Babel Pos, Selasa (4/10/2022). 

Namun demikian, dikatakan Agus, kenaikan tekanan inflasi tertahan oleh penurunan harga bahan-bahan pokok. Kelompok volatile food (VF) mengalami deflasi sebesar 0,50% (mtm) di bulan September 2022. 

Berdasarkan pemantauan harga Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Bank Indonesia, kata Agus, harga bahan-bahan pokok utama seperti bawang merah dan aneka cabai mengalami penurunan pada Bulan September 2022 sejalan dengan persediaan pasokan yang mulai meningkat memasuki musim panen baik lokal maupun daerah sentra.

Secara spasial, lanjut Agus, kedua kota sampel mengalami inflasi. Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 1,04% (mtm) sedangkan kota Tanjung Pandan inflasi 0,40% (mtm). 

Katanya, inflasi kota Pangkalpinang didorong oleh kenaikan indeks harga komoditas bensin, daging ayam ras, ikan kerisi dan ikan selar. Sedangkan inflasi di Tanjung Pandan dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga komoditas bahan makanan seperti bensin, solar dan pelumas/oli mesin.

"Secara tahunan, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 7,33% (yoy), sementara kota Tanjungpandan mengalami inflasi 5,52% (yoy)," jelasnya. 

Lebih lanjut diterangkan Agus, deflasi pada kelompok VF di Bangka Belitung di September 2022 tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), dan stakeholders terkait lainnya dalam melakukan berbagai langkah strategis pengendalian inflasi antara lain penguatan pemantauan harga dan ketersediaan pasokan pangan, intensifikasi kegiatan operasi pasar dan pasar murah yang diselenggarakan Pemerintah Daerah di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan Bulog. 

Sumber: