Ajak Kampus Cegah IRET, FKPT Babel dan Densus 88 Gelar Kuliah Umum di UBB

Ajak Kampus Cegah IRET, FKPT Babel dan Densus 88 Gelar Kuliah Umum di UBB

Deklarasi Kampus Damai di UBB.--Foto: ist

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Kampus sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa menuntut ilmu memiliki fungsi strategis membentuk karakter generasi muda. Karena itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung (Babel) bersama Densus 88 menggelar kuliah umum dan dialog interaktif Peran Kampus Sebagai Ruang Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme (IRET), dengan tema "Upaya Antisipasi Kerentanan Mahasiswa dan Keterlibatan Anak Muda dalam Jaringan Ektrismisme Kekerasan", di ruang Betason Universitas Bangka Belitung (UBB), Rabu (26/11).

Kegiatan yang didukung BIN Daerah Babel, Polda, Kesbangpol, Kemenag dan UBB diikuti 300 mahasiswa dengan menghadirkan narasumber Dr. Rida Hesti Ratnasari, M.Si, CRGP, seorang peneliti dan pemerhati kelompok sosial.

Ketua FKPT Babel, Subardi dalam sambutannya mengatakan, kejadian ledakan di SMA 72 Jakarta yang dilakukan salah satu siswanya mengejutkan banyak pihak. Hal ini menurutnya harus menjadi alarm bagi semua. 

"Di Babel sudah ada anak SMA yang tergabung dalam grup ekstrimisme seperti anarko. Ini harus diwaspadai semua," katanya

Apalagi, lanjutnya Indeks Potensi Radikalisme (IPR) Babel dari beberapa kali survei selalu diatas rata-rata nasional. "Ini harus diantisipasi semua, termasuk lewat kegiatan seperti ini," ujarnya. 

BACA JUGA:FKPT Babel Peringatkan Bahaya Rekrutmen Teroris Lewat Game Online, Sekolah Diminta Perkuat Pengawasan

BACA JUGA:BNPT dan FKPT Babel Ajak Cegah Radikalisme dan Terorisme Lewat Rembuk Merah Putih

Kasatgaswil Densus 88 Anti Teror Babel, AKBP Maslikan mengatakan dunia kampus menjadi laboratorium mencari jalan keluar berbagai masalah, termasuk radikalisme.

Dijelaskannya, tiga tahun terakhir tidak ada serangan teror di Indonesia setelah dua dekade sejak tahun 2000. Terhitung tahun 2024 Indonesia berada di rangking 39 dunia dengan kategori low infack atau posisi hijau (aman). 

AKBP Maslikan juga menyoroti fenomena baru keterlibatan anak di bawah umum dengan radikalisme. Saat ini pihaknya sedang menangani sebanyak 110 anak. "Penanganan anak jauh lebih sulit, untuk ekspos nama saja kita sulit. Mereka sudah terpapar faham ISIS," ungkapnya. 

Sementara Rektor UBB, Prof. Ibrahim, bersyukur Indonesia berada di zero attack selama tiga tahun terakhir. Meskipun demikian tidak boleh lengah, karena masih ada potensi mengancam. 

Kepada para mahasiswa Prof. Ibrahim mengingatkan 3 rumus orang radikal, pertama anti Pancasila, kedua anti NKRI, dan ketiga kaum takfiri. "Suka mengkafir-kafirkan orang lain, mudah merasa menjadi "panitia masuk surga"," ujarnya.

Ia berpesan agar mahasiswa hati-hati bermain medsos, gunakan dengan arif, saring sebelum sharing, jika ada pertanyaan cari ustadz yang benar-benar menguasai bidang ilmunya.

"UBB insya Allah kampus kebangsaan, semua etnis disatukan oleh kebersamaan, tidak ada teror. Sama-sama kita menjaga prinsip NKRI," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait