Wawancara Eksklusif dengan Try Sutrisno Jelang Hari Lahir Pancasila

Wawancara Eksklusif dengan Try Sutrisno Jelang Hari Lahir Pancasila

--

Tantangan Pancasila di Era Modern

Meski sudah berusia 88 Tahun, Try Sutrisno juga memaparkan bagaimana Pancasila bisa menembus zaman dengan segala tantangannya. 

BACA JUGA:Kejati Babel dan Babel Pos Siap Sinergi Dukung Kinerja Pelayanan Media dan Kehumasan Berimbang

Baginya, apapun tantangan di era modern, rakyat Indonesia wajib mempertahankan pancasila. Hal itu bisa dilakukan dengan mengamalkan sila-sila di dalamnya dengan berbagai tindakan luhur yang berguna bagi bangsa. 

"Apapun tantangan, ya apapun itu, Pancasila lah sebagai pedoman. Zaman sudah berkembang, mempertahankan bukan dengan perang angkat senjata, apapun bisa dilakukan dengan mengamalkan sila-sila di dalamnya. Tidak boleh Pancasila diganti, atau diubah dengan bentuk lain karena ini amanat para pendiri bangsa," imbuhnya. 

BACA JUGA:BPMP Babel dan UPT serta PTN Kemdikbudristek Resmi Buka Pameran Merdeka Belajar, Merdeka Berbudaya 2024

Try lantas mengingatkan Pancasila yang termaktub dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 itu harus menjadi pondasi dan benteng pertahanan dalam menghadapi tantangan masa depan.

Bangsa Indonesia harus menyusun ketahanan Nasional dan kewaspadaan Nasional yang rapi dan mantap untuk mampu menjawab dan menyaring pengaruh-pengaruh yang dihadapi.

BACA JUGA:JK : SDI Pioner Kebangkitan Nasional

"Kemudian hal penting saya ingatkan kita tidak hanya hidup dalam ruang kosong, kita sekarang hidup dalam era globalisasi nasional, internasional dan rasional. Menghadapi perubahan perubahan besar dan cepat yang mengandung peluang dan tantangan", tegasnya.

Selain itu, Try Sutrisno mengatakan, Pancasila bukanlah milik individu, kelompok, atau pemerintah. Baginya, tiap individu bangsa Indonesia wajib memiliki jiwa Pancasila di dalamnya. 

BACA JUGA:Ijtima' Respon Masalah Bangsa, Wapres Ma'ruf: Bank Syariah Kalah dengan Konvensional

"Semua rakyat Indonesia harus mempunyai rasa memiliki Pancasila, itu amanat Presiden Pertama kita Soekarno. Hal itu dituangkan dalam sidang pertama BPUPKI dipimpin oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat yang saat itu menjabat sebagai ketuanya. Dimana untuk sidang pertama BPUPKI berlanjut hingga tanggal 1 Juni 1945. Sehingga sidang pertama BPUPKI, ada tiga pembicara yang mengemukakan pendapat mengenai perumusan dasar negara atau yang biasa kita kenal dengan nama Pancasila," papar Try. 

Disinggung mengenai eksistensi BPIP sebagai lembaga pembinaan dan pengawal ideologi Pancasila, Try Soetrisno menyampaikan pandangannya. 

Menurutnya, BPIP penting dijaga keberlanjutannya sampai dengan pemerintahan yang baru. Bagi Try, tak ada alasan apapun untuk mengubah atau bahkan membubarkan BPIP di masa mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: