Erzaldi Saksi Kasus Tipikor Timah 2015-2022, 22 Pertanyaan Kejagung, Diduga Soal ini

Erzaldi Saksi Kasus Tipikor Timah 2015-2022, 22 Pertanyaan Kejagung, Diduga Soal ini

Erzaldi Rosman saat menghadiri deklarasi Relawan Pro Erzaldi --Foto: Reza

BABELPOS.ID.- Meski sudah hampir 6 bulan berjalan, tensi kasus Tipikor Timah 2015-2022 bukannya menurun, tapi malah terus melesat dan semakin seksi saja.  

Salah satunya adalah diperiksanya sebagai saksi mantan Gubernur Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Roesman, Senin 27 Mei 2024.

Pemeriksaan ini seolah menjawab banyak pertanyaan selama ini soal posisi mantan Gubernur Babel dalam kasus tersebut.  Karena dalam kluster Pemda Babel sendiri, ada 3 pejabat Eks Kepala Dinas Energi Sumber Daya Minereal (ESDM) Babel sudah menjadi tersangka dan ditahan.  

BACA JUGA:Erzaldi Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Tipikor Timah

Dimulai dari Suranto Wibowo, Rusbani, lalu Kadis Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) aktif, Amir Syahbana sudah ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan, kecuali Rusbani yang memang sudah dalam keadaan sakit.

Dalam pemeriksaan tersebut, Erzaldi dicecar dengan 22 pertanyaan.

"Saksi ERD selaku gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode 2017-2022 diperiksa selama tujuh jam sejak pukul 10.00 WIB hingga 18.00 WIB, dengan jumlah total 22 pertanyaan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Rabu, 29 Mei 2024.

BACA JUGA:Tipikor Timah, Kejagung Periksa Asisten Pribadi Sandra Dewi

Ketut mengatakan, Erzaldi dicecar terkait adanya tambang timah saat dia menjabat.

Dia juga ditanya terkait kontribusi tambang tersebut terhadap Provinsi Bangka Belitung.

"Dari hasil keterangan yang bersangkutan, saksi ERD menjelaskan bahwa tidak mengetahui potensi kekayaan alam timah dikarenakan tidak memiliki data tersebut," kata Ketut.

BACA JUGA:Rekening Perusahaan Diblokir Kejagung RI, 600 Karyawan Pabrik Sawit di PHK

"Namun demikian, sepengetahuan saksi yakni kerusakan alam dan lingkungan pasca penambangan tidak sebanding dengan pendapatan provinsi dari sektor tambang," tambahnya.

"Selain itu juga tentang tingkat kecukupan gizi, kesehatan, pendidikan, bahkan pariwisata yang terus mengalami penurunan," imbuhnya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: