Digitalisasi Berbasis Ekosistem: Meningkatkan Daya Saing dan Adaptasi Pasar
Supari--Foto: BRI
Pemberdayaan Terintegrasi
Perubahan demografi dan tingkat literasi digital mendorong upaya transformasi pemberdayaan yang merujuk pada inovasi yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan maupun kompetensi pelaku UMKM. Pemberdayaan seringkali juga melibatkan transfer pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam membuat keputusan hingga mengelola sumber daya yang dimiliki oleh UMKM.
Pendekatan holistik program pemberdayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM menjadi kunci penting dalam mengurai kompleksnya permasalahan pengembangan usaha mikro. Melalui percepatan digitalisasi, proses literasi mampu menjangkau lebih luas kepada pelaku usaha mikro dengan memberi banyak manfaat, termasuk efisiensi operasional, meningkatkan produktivitas, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan daya saing.
Hingga akhir tahun 2023, BRI sebagai bank yang terus berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi hingga interkoneksi. Konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro (mantri) yang menjadi financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah menjadi backbone pelaksanaan program - program pemberdayaan yang BRI miliki, seperti Desa BRILiaN, Klasterku hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), hingga Linkumkm, platform pemberdayaan online.
BACA JUGA:Menengok Klaster Usaha Binaan BRI, Manfaatkan Hama Eceng Gondok Jadi Anyaman Bernilai Tinggi
BACA JUGA:Program KPR Green Financing BRI Tawarkan Rumah Murah Sambil Jaga Kelestarian Lingkungan
Program desa brilian, pemberdayaan yang berbasis ekosistem desa dengan 4 pilar utama sebagai kunci sukses indikator pemberdayaan, yakni sustainability, digitalisasi, inovasi dan optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Program yang dimulai tahun 2020 tersebut, sudah mencetak lebih dari 3.100 desa yang mampu menjadi desa yang sejahtera yang ditandai dengan peningkatan ekonomi masyarakat melalui inklusi dan literasi keuangan masyarakatnya.
Klasterkuhidupku, merupakan program pemberdayaan yang fokus kepada kelompok usaha. Melalui program ini, sudah sebanyak lebih dari 23.200 kelompok usaha mikro telah menjadi binaan dan lebih dari 1.800 bentuk pelatihan dan bantuan sarana prasarana produktif telah diberikan kepada kelompok usaha tersebut dalam upaya mendorong kapasitas dan kapabilitas kelompok usaha mikro lebih tangguh.
Figur Inspiratif Lokal (FIL), program penguatan kepada pihak - pihak yang memiliki keahlian tertentu melalui pelatihan dan sertifikasi, sehingga mampu menjadi pendamping pelaku UMKM. Melalui program ini, BRI berupaya memberikan one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya dibidang keuangan namun juga non keuangan sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM. Saat ini, lebih dari 890 FIL yang sudah mendapatkan sertifikasi pendamping UMKM.
BACA JUGA:Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak di Grobogan dan Demak
Linkumkm, platform pemberdayaan online yang menyediakan berbagai modul pelatihan hingga self assessment scoring naik kelas. Pengembangan platform ini bertujuan untuk membawa UMKM Indonesia naik kelas melalui rangkaian program pemberdayaan terpadu. Tingginya penetrasi internet menjadi modal dasar masyarakat untuk lebih mudah mengakses secara online. Dalam kurun waktu 3 tahun, pelaku UMKM yang memanfaatkan pemberdayaan melalui platform tersebut mencapai lebih dari 6,1 juta pengguna.
Keberagaman jenis pemberdayaan yang BRI miliki menjadi bukti nyata komitmen perusahaan untuk selalu memberikan solusi terhadap pengembangan ekosistem UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro. Pada level ultra mikro contohnya, BRI melalui aplikasi senyum mobile mencoba menjembatani bagaimana 3 entintas membentuk ekosistem layanan yang terintegrasi. Selain itu, dalam mendorong digitalisasi kelompok ultra mikro juga dikembangan AgenBRILink mekaar yang mampu mendorong inklusi dan literasi keuangan digital pada segmen masyarakat ultra mikro.
“BRI memiliki konsep pemberdayaan UMKM secara end to end, yakni pemberdayaan dari fase dasar hingga pengembangan platform berbasis digital yang mampu menjadi solusi pengembangan ekosistem UMKM. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa UMKM mempunyai daya saing dan mampu beradaptasi dengan pasar,” ungkap Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI.(*)
BACA JUGA:Kembali Sentuh All Time High, Kapitalisasi Pasar BBRI Tembus Rp913 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: