Masyarakat Minta Kebijaksanaan Polisi

Masyarakat Minta Kebijaksanaan Polisi

--

BABELPOS.ID.- MENTOK - Usai ditertibkan oleh Polres Bangka Barat masyarakat dan pekerja tambang timah ponton apung di lokasi laut Tembelok Kecamatan Mentok hanya bisa meratap nasib anak-anak dan keluarga di rumah. Mereka mengharapkan bisa bekerja kembali agar roda ekonomi bisa terpenuhi.

Dari pendalaman langsung di lapangan, ternyata tidak ditemukan adanya warga yang menolak aktivitas tambang timah di Tembelok dan Kranggan, bahkan nelayan setempat menyetujui kegiatan penambangan tersebut walaupun ada gosip terkena dampaknya.

Riko, salah satu pekerja tambang warga asli Mentok Asin yang hanya mengandalkan fisik atau tenaga dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya kepada media menyampaikan keluh kesahnya Senin (2/10/2023).

BACA JUGA:Boleh Atau Tidak Menambang di Pantai Tembelok? Ini Penjelasan Bong Ming Ming

Menurut Riko, dirinya menjalankan satu unit ponton ada 4-5 pekerja. Namun saat ini dihentikan Polisi karena ilegal dengan demikian maka ada ratusan pekerja yang menganggur. Setiap pekerja ada tanggungan anak dan istri belum lagi hutang yang harus dibayar untuk membuat ponton."Kami ingin menikmati hasil bumi yang dimiliki kampung kami,"ungkapnya.

Mengenai legalitas kata Riko, dirinya tidak mengerti terkait itu namun yang dia ketahui lokasi itu bukan izin usaha pertambang PT Timah maupun Pemda. Sedangkan terkait legalitas hanyalah suatu tulisan diatas kertas.

"Tambang itu tidak ada yang tidak merusak semua merusak, jadi kami menambang harus seperti apa karena masyarakat dan nelayan sudah setuju," tandasnya.

Saat aktivitas penambangan mulai beroprasi kata Riko, masyarakat sangat senang bisa bekerja apalagi sekarang ini ekonomi sudah sangat sulit. Bisa bekerja di laut Tembelok ini syukur Alhamdulillah, ada hasil lebih yang bisa diberikan kepada anak dan istri karena disini tidak cari kaya hanya menyambung hidup.

Dengan adanya penertiban kata Riko, pihaknya bingung masyarakat dan para penambang serta nelayan setempat tidak mempermasalahkan, bahkan merekapun ikut minikmati hasilnya dan sangat terbantu.

"Tolonglah kami rakyat kecil, kepada pemerintah dan aparat penegak hukum carikan solusi terbaik agar kami ini bisa kembali bekerja minimal diberi kesempatan beroperasi,” harapnya.

Sedangkan Rusdan (52) sebagai kelompok nelayan mengatakan, nelayan tidak mempermasalahkan adanya aktivitas tambang timah tersebut beroperasi. Sebelum mereka bekerja, sudah menyanggupi apa saja yang menyangkut kerusakan alat tangkap dan lainnya siap diganti.

"Alhamdulillah kami yang melaut belum ada kejadian di Tembelok ini, intinya kami merasa terbantu karena sudah ada kompensasi dari para penambang yang kami terima,”ujarnya.

Rusdan juga mengungkapkan saat ini hasil tangkap yang tidak menentu, dengan adanya kompensasi dari penambang benar-benar sangat membantu, apalagi tidak lama lagi akan masuk musim ombak besar atau musim barat yang mana nelayan tidak bisa melaut dan tambang akan berhenti dengan sendirinya."Jadi kami mohon kepada aparat yang berwenang memberikan kelongaran ini,”harapnya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: