Bukan Urusan Publik

Bukan Urusan Publik

--

ADA yang menarik sekarang ini, sejak grup Bujang PeDe Cs melakukan survey, hasil survey bagaimanapun rakyat sepertinya sudah tak peduli --maksudnya warga kampung-- sudah tak ambil pusing.  

Yah, Ini semua gara-gara Bujang PeDe Cs dalam pengambilan sampel dipilah dan dipilih dari kalangan keluarga mereka saja.  Sehingga meski secara hitung-hitungan dan metode survey benar, namun dalam metode pengambilan sampel itu tidak benar.  

Namun di sisi yang lain, warga kampung menjadi bangga juga.  Gara-gara survey Bujang PeDe Cs yang sangat tidak layak dipercaya itu, mereka jadi percaya berarti hitung-hitungan survey yang ada di TV-TV bisa juga tidak bisa dipercaya.  

''Berarti, kata-kata politik itu kepentingan, benar adanya,'' ujar seorang warga mencoba mengambil kesimpulan dan baru belajar atau melek politik.

Di sisi lain, beberapa warga yang beberapa hari sebelumnya sempat berdebat di Warkop Mang Gareng, sengaja datang ke posko Bujang Cs.  Mereka maih mempertanyakan soal kata-kata pembohongan publik yang dikatakan oleh warga yang sekolahan dan paham survey waktu di Warkop Mang Gareng itu.  

''Dia mengatakan kalian bertiga sudah melakukan pembohongan publik dengan survey kalian waktu itu,'' ujar warga tersebut bertanya kepada Bujang yang kebetulan tengah menyendiri di posko.  Dua sohibnya, Ipang dan Odoy belum nongol dari pagi.  Paling juga masih tiduran.

''Sekarang gampang sajalah, kami dikatakan melakukan pembohongan publik, kalian merasa nggak kami bohongi?'' ujar Bujang balik bertanya.

''Nggaklah.  Kami menilai wajar-wajar saja kalau yang survey kamu lalu yang kamu tanyakan adalah keluarga atau kerabat kamu,'' ujar warga itu berlogika.

''Nah, jelas.  Berarti, publik itu bukan kalian,'' ujar Bujang sekenanya.

''Nah, itu maksud kami.  Jangan sampai mentang-mentang dia sekolahan dan paham politik, seolah kami ini dianggap sama bodohnya sama si publik tu,'' ujar warga yang lain menimpali.

''Tapi Bujang, apa benar kamu, Ipank, dan Odoy membohongi si Pubik?'' tanya warga yang satunya lagi penasaran.

''Nggaklah. Kalau memang publik merasa kami bohongi, tentu dia marah dan protes dan datang ke kami,'' tukas Bujang sama blo'onnya.

''Okey, berarti semua jelas sekarang, Jang.  Pemilihan Ketua RT ini adalah urusan kampung kita.  Mau survey, mau kampanye, itu urusan warga kampung kita.  Kita ggak urusan dengan si publik.  Mau dia merasa ditipu, mau merasa dikerjai, terserah dialah,'' ujar warga yang pertama bertanya tadi.

''Lha iyalah, kita nggak urus itu si publik.  Yang kita urus warga yang ada di kampung kitalah,'' tegas Bujang sepakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: