Kapal Pembawa 400 Ton Sagu Tenggelam, ABK Terapung 12 Jam

Kapal Pembawa 400 Ton Sagu Tenggelam, ABK Terapung 12 Jam

Para ABK KLM Berkah Pandawa Setia yang berhasil diselamatkan nelayan Toboali.-Ilham -

BABELPOS.ID, TOBOALI - Kecelakaan laut kembali terjadi. Kali ini menimpa Kapal Layar Motor (KLM) Berkah Pandawa Setia yang berangkat dari Selat Panjang Provinsi Kepulauan Riau menuju pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

KLM yang bermuatan 400 ton sagu tersebut tenggelam diduga karena adanya kebocoran pada bagian body kapal.

KLM Berkah Pandawa Setia sebelumnya baru saja keluar dari dock kapal. Lalu pada Jum'at (14/07) kapal berlayar dari Selat Panjang menuju Sunda Kelapa dengan 8 orang yang terdiri dari 7 ABK dan 1 orang Kapten Kapal.

BACA JUGA:Wow... Kapal Pesiar Ini 5 Kali Lebih Besar dari Titanic

Kapten KLM Berkah Pandawa Setia Arianton mengungkapkan, dirinya bersama 7 Abk berlayar menuju Sunda Kelapa yang berjarak sekitar 146 Mil dengan membawa muatan sagu.

Lalu pada jarak sekitar 50 Mil dirinya memutuskan untuk memutar balik karena mendapatkan laporan dari salah satu ABK bahwa air terus masuk serta meninggi, padahal saat itu 3 pompa air juga sudah hidup guna membuang air yang masuk pada body kapal.

BACA JUGA: Turun Kapal, 20 Ton Minyak Hitam Diduga Ilegal. Sudah Ada 2 Tersangka

Sebelum tenggelam kapal tersebut sudah berada di perairan Sungai Lumpur, melewati Pulau Mas Pari di Kabupaten Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Mengetahui terjadi kebocoran kapal ia memutuskan untuk balik dan menuju ke Pulau Mas Pari.

Namun naas, sebelum sempat balik kapal tersebut diduga pecah karena gelombang tinggi sekitar 2-3 meter, sehingga kapal pun tenggelam pada Senin (17/07) sekitar pukul 22.00 WIB.

BACA JUGA:Kapal Feri Merak - Bakauheni Terbakar di Tengah Laut

Saat kapal tenggelam ia bersama 7 ABK lainnya menaiki rakit di kapal tersebut dan terombang ambing selama 12 jam, dari Senin (17/07) pukul 22.00 sampai Selasa (18/07) pukul 10.00. Baru pada pagi harinya mereka ditemukan oleh nelayan Toboali.

"Saat tenggelam kapal memang ada beberapa kapal lainnya, cuma karena gelombang yang tinggi sehingga sangat susah kapal untuk menolong. Kita sudah sempat mengikat rakit pada jaring nelayan, tetapi terputus karena gelombang yang tinggi," jelasnya.

"Bersyukur sekali kami masih bisa selamat dari insiden kecelakaan kapal ini, nelayan yang telah menolong kami," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: