Kisah Penghina Nabi. Usai Dikubur, Pagi Mayatnya di Atas Tanah. Akhirnya, Dibuang
--
Langah teakhir, mayat iu tak lagi dikburkan, melainkan dibuang.
2) Menang Setelah Musuh Menghina Nabi
Syaikhul Islam rahimahullah bercerita, “Banyak kawan saya yang tepercaya dari kalangan ahli fiqih bercerita tentang pengalaman mereka beberapa kali ketika mengepung para musuh di benteng pinggiran kota Syam pada zaman ini. Katanya, ‘Kami sering mengepung musuh sebulan atau bahkan lebih, namun belum juga berhasil mengalahkan mereka sehingga kami hampir saja putus asa. Sampai ketika ada di antara mereka yang mencela Rasulullah dan menodai kehormatan beliau, maka kemenangan segera datang menghampiri kami sehari atau dua hari setelahnya.’
Kata mereka, ‘Kami menyambut gembira dengan kemenangan jika kami mendengar celaan mereka kepada Nabi sekalipun hati kami penuh amarah dengan ucapan mereka tersebut.’”
BACA JUGA:Nasib Tragis Para Penghina Nabi. Dibunuh dan Terluka Parah Hingga Kematian
3) Dikejar Ular
Imam adz-Dzahabi menceritakan dari al-Qadhi Abu Thayyib, katanya, “Suatu kali, kami pernah ta’lim (pengajian) di Masjid Jami’ al-Manshur. Lalu tiba-tiba seorang pemuda datang dari Khurasan menanyakan perihal masalah ‘al-Musharrah’ serta meminta dalilnya sekaligus. Pertanyaan pemuda itu pun dijawab dengan membawakan hadis Abu Hurairah tentangnya. Pemuda yang bermazhab Hanafiyyah itu mengatakan dengan nada mencela, ‘Abu Hurairah tidak diterima hadisnya!’
Belum selesai ucapannya, ular besar yang menjatuhinya dari atap masjid. Melihatnya, manusia pun berlarian ketakutan. Ular tersebut terus mengejar pemuda tadi yang sedang berlari.
Dikatakan kepadanya, “Taubatlah! Taubatlah!” Pemuda itu mengatakan, “Saya bertaubat.”
Akhirnya, ular itu pun hilang.
BACA JUGA: Bukti Omongan J Harta, Umat Muslim Rela Dihukum Gantung Usai Bunuh Hakim Penghina Nabi Muhammad
4) Akibat Mencela Hadis Nabi
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata setelah membawakan kisah, seorang yang beraqidah jelek dari kota Bushra pada awal tahun 665 H. Dia punya seorang anak yang saleh. Suatu hari, anaknya datang dari gurunya yang saleh membawa siwak. Ayahnya mengatakan dengan nada mengejek, “Gurumu memberimu apa?” Jawab sang anak, “Siwak ini”. Lalu sang ayah mengambil siwak tersebut dan meletakkan di duburnya sebagai penghinaan.
Selang beberapa hari, ayah tersebut mengeluarkan dari duburnya sejenis ikan. Lalu setelah itu atau selang dua hari berikutnya orang itu meninggal dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: