Kasus Prevalensi Balita Stunting di Babar Menurun
--
BABELPOS.ID, MUNTOK - Dalam waktu tiga tahun terakhir kasus prevalensi balita stunting di wilayah Kabupaten Bangka Barat mengalami penurunan.
Hal itu terlihat dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, dimana pada tahun 2022, menjadi 9,6 persen atau 1262 balita, sedangkan pada tahun 2020 ada 1750 balita dengan persentase 12,4 persen, sementara di tahun 2021 menurun menjadi 11,1 persen atau 1552 balita.
"Ada perubahan. Berbagai upaya telah kita lakukan seperti dokter spesialis natak kampung, jadi mereka ini turun ke desa-desa yang memeriksa anak-anak balita beserta ibu hamil," ujar, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Achmad Nursandi, Kamis (22/12/22).
Menurutnya, penyebab stunting kepada Balita dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yakni pernikahan dibawah umur.
"Untuk usia di bawah 20 tahun, dari sisi psikologis belum siap melahirkan, dan juga mengandung itu butuh berbagai nutrisi jadi antara ibu dan anak ini rebutan bisa jadi ini akan melahirkan anak stunting," jelasnya.
Sandi menyebutkan, dari enam kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, Kecamatan Simpang Teritip paling banyak kasus stunting.
"Di Simpang Teritip memang merupakan titik fokus kami, upaya kami lakukan menurunkan dokter spesialis, edukasi calon pengantin, kemudian anak sekolah remajanya kita lakukan intervensi dengan pemberian tablet obat tambah darah dan pemeriksaan," ucapnya.
Lebih lanjut, agar menurunkan kasus stunting, ia menuturkan pihaknya tak bosan - bosanya memberikan edukasi dan pemahaman yang benar kepada masyarakat.
"Selain dokter spesialis turun langsung, kami juga ada program kesehatan peduli remaja dan ada juga program UKS, ke sekolah memberikan tablet obat tambah darah ke remaja putri," pungkasnya. (amd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: