Politik “Mak Erot”

Politik “Mak Erot”

Ahmadi Sofyan - Penulis Buku /Pemerhati Sosial Budaya--

Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai masalah datang silih berganti. Orang bijak menasehatkan bahwa masalah adalah jalan yang harus kita tempuh untuk menuju kedewasaan dalam menyikapi persoalan. Bukan persoalan besar atau kecil sebuah masalah, tapi seberapa cerdas dan tepat cara kita menyelesaikan masalah tersebut.

Acapkali kita tidak cerdas dalam menyikapi sebuah persoalan tanpa sadar akhirnya membuat kita galau bahkan stress akibat permasalahan itu, padahal begitu banyak orang lain yang mengalami masalah yang sama bahkan lebih besar dari yang kita alami. 

Begitupula dalam kehidupan demokrasi yang ada di negeri ini. Berbagai persoalan yang menimpa bangsa ini seharusnya membuat kita menjadi semakin dewasa dan besar pula. Dalam istilah yang sering diungkapkan oleh founding father kita Bung Karno yaitu up and down. Istilah up and down ini menyiratkan makna bahwa sebagai bangsa, tentunya adalah hal yang lumrah jika kita sering dihampiri oleh masalah, bahkan memang begitu seharusnya, namun diharapkan pula oleh Bung Karno, bahwa kita tak semestinya ngawur dalam usaha menyelesaikan kompleksitas persoalan tersebut.

Kita harus cerdas dan selalu mengedepankan pertimbangan yang rasional, bukan emosional. Bahkan dengan keras Bung Karno menyebutkan bahwa negeri ini jangan sampai menjadi negeri yang bermental tempe sehingga tidak memiliki wibawa sama sekali di mata negara-negara asing, sehingga yang lebih bodoh serta menyakitkan adalah menjadi boneka bagi negara-negara asing akibat para pemimpinnya impoten dan mandul. 

Impoten karena sejak awal adalah boneka yang diciptakan dan dibesar-besarkan dengan sistematis. Mandul karena tak memiliki kemampuan dan wibawa dalam kepemimpinan. Intelektualitas seorang pemimpin sangat dibutuhkan dimasa yang akan datang. Agar berbagai peristiwa di negeri ini tidak terlalu hiruk pikuk akibat yang besar dilenyapkan dan yang kecil dibesarkan.

So, berbagai peristiwa dan “kehebohan” yang silih berganti terjadi di negeri ini, intinya jangan kagetan, jangan mudah mudah terpesona dengan seseorang yang digembar-gemborkan media, kagum dengan kata-kata yang terucap, bangga dengan gaya bicara, salut dengan statusnya, atau tiba-tiba nongol langsung viral karena di “Mak Erot”-kan.

Dalam kehidupan sekarang ini, falsafah Jawa kriwikan dadi grojokan, sepertinya sangat tepat dan menyindir perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam berbangsa dan bernegara. Terlalu banyak persoalan besar di negeri ini yang kita lupakan atau sengaja dan pura-pura lupa, tapi di satu sisi begitu ada persoalan kecil, langsung ramai-ramai diberitakan bahkan dibesar-besarkan, yang dalam istilah nyelenehnya di “Mak Erot-kan”. 

Salam Mak Erot! (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: