Kendalikan Inflasi, Bateng Terapkan IoT Smart Farming

Kendalikan Inflasi, Bateng Terapkan IoT  Smart Farming

--

BABELPOS.ID, KOBA - Mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Bank Indonesia bersinergitas dengan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) mengajak petani untuk melakukan inovasi budidaya bawang merah dan cabai berbasis digital farming melalui kegiatan bimbingan teknis di Lahan Pertanian Bawang Merah (Kompleks Perkantoran Pemda Bateng), Selasa (6/9/2022).

"Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pengendalian inflasi pangan, jadi kami mengajak para petani untuk mengikuti Bimtek Digital Farming, yang mana pertanian berbasis digital ini juga sudah berkembang di Bangka Tengah, namun masih manual dan saat ini ada kelebihannya, bahwa ini sudah diprogramkan aplikasi yang lebih memudahkan," ujar Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman kepada babelpos.id.

"Dengan teknologi ini diharapkan bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani,” sambungnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bateng, Sajidin mengatakan pihaknya mengambil teknologi ini agar petani di wilayahnya lebih baik, enak dan enjoy dalam mengetahui unsur hara apa yang kurang dan diperlukan tanah.

"Perangkat yang telah terpasang akan terkoneksi dengan aplikasi pertanian yang dapat diakses melalui platform Android, sehingga para petani tidak perlu datang ke lokasi, hanya cukup melihat dari smartphone fitur-fitur yang diinginkan," ujarnya.

Sementara itu, Penemu Bioteknologi Total MA-11 sekaligus narasumber kegiatan Bimtek, Nugroho Widiasmadi  menjelaskan, dengan penggunaan Internet of Things (IoT) petani bisa menekan pemakaian pupuk hingga 70% tergantung jenis komoditas dan kondisi lahan. Selain itu, petani juga dapat mengetahui keadaan cuaca, sehingga pemupukan menjadi optimal.

“Dengan begitu peningkatan hasil panen bisa terjadi hingga 2-5 ton per hektar, karena alat pertanian pintar memberi gambaran pupuk dan keadaan dan kebutuhan unsur hara tanah. Dengan aplikasi petani juga dapat akses pasar secara langsung, sehingga petani mendapatkan harga yang lebih baik dan transparan,” tuturnya.

Ia menuturkan Bioteknologi Total MA-11 mampu memberikan solusi yang efektif agar lahan dapat dimanfaatkan oleh usaha pertanian menggunakan teknologi tepat guna dan berwawasan lingkungan.

"Dalam jangka menengah dan jangka panjang, implementasi teknologi ini jika dikenalkan kepada masyarakat setempat akan dapat diterapkan sendiri secara mandiri, sehingga nantinya masyarakat mampu memanfaatkan lahan, bahkan yang marginal/tidak subur," ujarnya.

Kata dia, secara lebih spesifik, Teknologi Total Organik MA-11 ini akan membantu mewujudkan secara optimum dan berkelanjutan visi integrated ecofarming pada lahan-lahan dan peternakan.

"Integrated ecofarming melibatkan sinergi antara sektor peternakan dan pertanian, dimana usaha peternakan menghasilkan pupuk organik dari kotoran ternak yang akan dimanfaatkan bagi usaha pertanian dan sebaliknya usaha pertanian akan mengasilkan pakan ternak yang diperlukan oleh usaha peternakan," tuturnya.

Ia berharap semua rantai nilai pertanian mulai dari penyiapan modal, penyiapan lahan, teknis penanaman, teknis pemeliharaan sampai panen dan pasca panen nantinya semua bisa dilakukan secara digital dan terintegrasi. (sak/ynd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: