Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Berikan Bimtek Penanganan Stunting
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Berikan Bimbingan Teknis Komunikasi Antar Pribadi dalam Penanganan Stunting bagi Kader.-FOTO: dee/ist-
DALAM rangka melakukan upaya percepatan pencegahan stunting melalui 5 pilar nasional percepatan pencegahan stunting yaitu dengan melaksanakan kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku di pilar ke dua. melalui orientasi komunikasi antar pribadi (KAP).
Pelaksanaan orientasi KAP bagi kader posyandu dan calon tenaga kesehatan ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu pakai masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir serta menjaga jarak.
Untuk menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Bangka, Poltekkes Kemnkes Pangkalpinang yang di ketuai oleh Dosen Jurusan Kebidanan Antarini, M.Kes beserta anggota Pengabdian Masyarakat Ridayani, S.ST dan Arica, S.KM bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka menggelar Bimbingan Teknis Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam strategi perubahan perilaku bagi kader kesehatan selama 1 hari, 3 Juni 2022 di Kantor Desa Cengkong Abang Wilayah Kerja Puskesmas Petaling Kec. Mendo Barat Kabupaten Bangka.
Kegiatan ini diikuti 20 orang dari 12 kader kesehatan Desa Cengkong Abang serta 8 orang calon tenaga kesehatan dari Stikes Citra Delima beserta melibatkan beberapa mahasiswa jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.
Fasilitator orientasi KAP yaitu Kepala Seksi Promosi Kesehatan Kabupaten Bangka, Arlis Danita dengan penyampaian materi secara langsung. Orientasi ini menggunakan teknik komunikasi membangun suasana dengan permainan yang mengutamakan keseruan dan keterlibatan aktif seluruh peserta.
Dengan kerjasama dan koordinasi yang baik dan lancar sehingga bisa menjadi bahan praktek dan pembelajaran untuk calon petugas kesehatan di lapangan nanti.
Orientasi komunikasi perubahan perilaku melalui komunikasi antar pribadi diadakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam merubah perilaku dan kesadaran masyarakat, serta perilaku kunci yang berpengaruh pada resiko stunting dengan metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP).
Dalam orientasi KAP ini Kepala Desa Cengkong Abang berkenan membuka acara dan berdialog dengan fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dan menyambut gembira kegiatan orientasi KAP di Kabupaten Bangka.
Sebagai daerah lokus intervensi stunting tahun 2019 Kabupaten Bangka sudah melaksanakan kegiatan intervensi stunting dalam 8 Aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting dimana hasil aksi konvergensi ini berhasil menurunkan prevalensi stunting balita dari 32,27% (Riskesdas, 2013) menjadi 23,9% pada Riskesdas tahun 2018 dan 20, 7% pada tahun 2019 (SSGBI, 2019).
Kegiatan ini merupakan proses pemberdayaan masyarakat yang memerlukan komunikasi perubahan perilaku yang spesifik sehingga dapat mempengaruhi perubahan perilaku pencegahan stunting pada sasaran di masyarakat.
Materi yang dibahas mengenai komunikasi dialogis dan KAP dalam pencegahan stunting, membangun suasana, teknik membangun partisipatif, teknik penggunaan alat bantu KAP yaitu dalam program pemberian tablet tambah darah (TTD) ibu hamil dan TTD remaja puteri, jamban sehat, gizi seimbang dan CTPS serta teknik fasilitatif selain materi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka tentang Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Bangka dan Pencegahan stunting.
Kepala Desa Cengkong Abang berharap kegiatan orientasi KAP ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peserta dalam memberi edukasi kepada masyarakat sesuai konteks sasaran, dengan memastikan pengembangan pesan sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran seperti Posyandu, kunjungan rumah, konseling pernikahan, konseling reproduksi remaja, dan sebagainya dengan mempertimbangkan konteks budaya dan kearifan lokal.
Dengan dilaksanakannya KAP kepada masyarakat diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat kearah yang lebih positif sebagai salah satu upaya percepatan pencegahan stunting di Wilayah kerja Puskesmas Petaling Kabupaten Bangka.
Untuk itu perlu upaya keras yang didukung semua sektor dalam penurunan prevalensi stunting yang menitik beratkan pada penanganan penyebab langsung adalah konsumsi makanan dan status infeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: