Rakyat yang Cerdas

Rakyat yang Cerdas

PEMILIHAN umum datang lagi. Perdamaian universal dikumandangkan, dan anjing hutan menunjukkan satu sikap yang tulus untuk memperpanjang hidup unggas (yang biasa menjadi santapannya). ~ George Eliot, novelis Inggris, Felix Holt ~   Oleh: Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup -- BERUNTUNGLAH penguasa jika rakyatnya tidak bisa berpikir. ~ Hitler -- Diktator Jerman ~ Apakah jika diterjemahkan terbalik berarti, penguasa merugi karena rakyat sudah bisa berpikir? Menghadapi Pemilu/Pilkada 2024 mendatang, rakyat negeri ini tentu sudah bisa berpikir bahkan cerdas. Rakyat juga sudah berpengalaman dengan \\\'gaya-gaya\\\' calon penguasa. Intinya, rakyat sudah bisa berpikir. Ada kecenderungan kadang, kandidat-kandidat atau calon-calon yang baru muncul mengkritisi kebijakan pemerintahan sebelumnya. Lebih-lebih lagi jika penguasa sebelumnya itu mencalonkan diri kembali (incumbent). Tidak jarang sang \\\'penguasa\\\' yang mencalonkan diri lagi itu dibuat bak musuh bersama oleh calon-calon lain. Para incumbent tahu persis kondisi itu, dan siap. Mengkritisi kebijakan penguasa sebelumnya tentu sah-sah saja. Apalagi jika memang kebijakan itu dinilai tidak populer dan sangat tidak berpihak kepada rakyat. Namun, jika kebijakan yang dikritik itu justru untuk kepentingan rakyat banyak, ini jadi bumerang bagi pengritik. Ingat, sekali lagi, rakyat saat ini sudah bisa berpikir, tidak seperti yang dikatakan Hitler itu. Apalagi rakyat di negeri bagian Timur ini, sangat tidak menyukai jika bekas pemimpinnya terlalu dipojokkan dan dihujat. Tapi, kadang rakyat juga yang memancing-mancing untuk menghujat penguasa sebelumnya? Ingat, rakyat sudah berpikir. Bisa jadi pancingan itu adalah untuk menjatuhkan sang calon pemimpin. Dijawab apa adanya, bisa keliru. Tidak dijawab dinilai calon pemimpin yang tidak cerdas. *** ADAKAH pemimpin yang tidak mengkritik pemimpin sebelumnya. Soekarno adalah satu-satunya presiden yang tidak mempersalahkan rezim pemerintahan sebelumnya atas masalah yang tak terselesaikan. Kenapa? Yah karena dia adalah Presiden RI pertama. Salah satu jahatnya politik adalah selalu mencari \\\'kambing hitam\\\'. Ketika suatu permasalahan muncul dan berat, maka tidak jarang itu dianggap peninggalan pemerintahan sebelumnya. Maka jadilah pemimpin sebelumnya yang menjadi kambing hitam. Watak pemimpin seperti ini dapat dipastikan akan mendapat nilai minus di mata rakyat yang dipimpinnya. Karena rakyat sudah bisa dipastikan tidak ingin seorang pemimpin yang mencari kesalahan orang, tapi pemimpin yang justru bisa mencarikan solusi atas persoalan yang muncul. Ternyata menjadi cerdas itu susah? ***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: