DPRD Minta Pemkot Prioritas Enam Titik Penanganan Banjir
PANGKALPINANG - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruanf Kota Pangkalpinang mencatat ada sekitar 23 titik banjir di Kota Pangkalpinang. Dari total tersebut, 10 titik dikategorikan banjir, sisanya bisa disebut genangan air yang kemudian surut. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pangkalpinang, Suparlan Dulaspar menjelaskan, enam titik lokasi akan menjadi skala prioritas penanganan. Titik lain ditangani dengan pompa berjalan. Enam lokasi prioritas tersebut yakni seputaran Jalan Balai, Gedung Nasional, Bukit Tani, Kampung Bintang, Rejosari, dan kawasan Kolong Nangka. Lokasi ini ada di pusat kota dan selalu menjadi perhatian. \"Ini yang memang perlu penanganan. Kalau seperti genangan itu bisa kita sedot menggunakan pompa berjalan,\" katanya. Suparlan menegaskan bahwa pihaknya sudah berupaya untuk mengatasi dan menangani banjir di Kota Pangkalpinang, namun tidak bisa langsung hilang sekaligus. Pihaknya masih harus mengupayakan normalisasi serta dengan upaya mobil pompa siap. \"Kami terus upayakan, penganggaran juga tetap berjalan. Mobil pompa isap yang jalan juga ada, kemudian untuk tahun depan pengadaan pompa permanen yang akan dibangun di kelurahan Rawa Bangun jadi kalau air sudah mulai naik airnya diisap buang ke sungai Rangkui langsung ke hilir atau ke laut,\" ungkapnya. Lebih jauh, Suparla menerangkan, aliran air dari kawasan Pedindang yang hingga kini belum bisa diatasi lantaran bukan lagi masuk wilayah Kota Pangkalpinang. Untuk itu, sidementasi terus masuk ke Pangkalpinang dan ini yang tidak bisa terbendung karena bukan lagi wilayah Pangkalpinang. \"Tapi kami tetap untuk lakukan normalisasi sehingga airnya mengalir lebih cepat, penampungan airnya juga lebih besar,\" imbuhnya. Sejauh ini, banjir di Kota Pangkalpinang terus diupayakan semaksimal mungkin untuk meminimalisirnya. Namun untuk menghilangkan seluruhnya dia menyatakan tidak mampu. Pasalnya, eksisting tanah Pangkalpinang seperti kuali. \"Daerah Puncak sampai Pelipur terus jalan Balai kondisinya seperti itu, sehingga saat pasang kondisi air sama posisinya dengan tanah di sana, tapi kita tetap berbuat dengan dinormalisasi, setidaknya mempercepat air surut,\" tuturnya. (tob)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: