Ikan Selar dan Minyak Goreng Picu Deflasi Babel di Februari 2022

Ikan Selar dan Minyak Goreng Picu Deflasi Babel di Februari 2022

PANGKALPINANG - Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung mencatat pada Februari 2022, Bangka Brlitung mengalami deflasi sebesar 1,10% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,97% (mtm).

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Budi Widihartanto, deflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang lebih kondusif dibanding bulan sebelumnya, sehingga memperlancar pasokan sejumlah komoditi terutama ikan-ikanan dan komoditas yang berasal dari luar Bangka Belitung.

\"Komoditas ikan selar, ikan kerisi dan ikan kembung menyumbang deflasi seiring dengan peningkatan pasokan dengan cuaca yang lebih kondusif,\" ujar Budi kepada Babel Pos, Kamis (4/3/2022).

Selain itu, kata Budi, komoditas minyak goreng juga memberikan pengaruh deflasi, karena implementasi kebijakan pemerintah dalam menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga mendorong terkendalinya harga minyak goreng di Bangka Belitung pada Februari 2022.

Dikatakannya, deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan strategis, terutama bawang merah dan beras, yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca di beberapa daerah yang mengganggu produksi dan distribusi.

BACA JUGA: Bank Indonesia Imbau Masyarakat Waspada Investasi Bodong

\"Inflasi tahunan di Bangka Belitung pada Februari 2022 tercatat sebesar 2,58% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,60% (yoy),\" jelas Budi.

Lebih lanjut dijelaskan Budi, secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,53% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya tercatat inflasi sebesar 1,22% (mtm). Deflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan indeks harga komoditas ikan selar, minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Sementara itu, kota Tanjungpandan mengalami deflasi sebesar 2,08% (mtm) setelah sebelumnya tercatat inflasi sebesar 0,54% (mtm), yang didorong oleh penurunan indeks komoditas ikan laut (ikan kerisi, ikan selar, ikan ekor kuning) dan minyak goreng.

\"Secara tahunan, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 3,44% (yoy) lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 3,65% (yoy), sementara kota Tanjungpandan mengalami inflasi 1,07% (yoy) lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 3,51% (yoy),\" terang Budi.

Budi mengemukakan bahwa pada bulan Maret 2022, Bangka Belitung berpotensi akan terjadi deflasi seiring dengan menurunnya curah hujan dan gelombang air laut. Hal ini dapat mempengaruhi kecukupan ketersediaan pasokan komoditas volatile food di sentra-sentra produksi dalam dan luar Bangka Belitung, serta kelancaran distribusi komoditas tersebut menuju Bangka Belitung.

Namun, ditegaskannya, tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat saat memasuki periode menyambut bulan Ramadhan 1443 H seiring dengan permintaan masyarakat yang cenderung meningkat.

Untuk itu, kata dia, Pemerintah Daerah dan seluruh pihak yang terkait perlu melakukan langkah-langkah pengendalian stabilitas harga.

\"Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2022 serta mencermati perkembangan Covid-19 dan upaya pencegahan penyebarannya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memonitor perkembangan harga dan stok. bahan pokok strategis, mempererat koordinasi antar lembaga dan stakeholders terkait, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun melalui kerja sama antar daerah sehingga inflasi tahun 2022 dapat terjaga pada rentang 3+1%,\" tukasnya. (pas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: