Pelet Lele Melambung, Pembudidaya Naikkan Harga Jual
KOBA - Konsumsi ikan lele saat ini menjadi salah satu primadona dalam memenuhi gizi sehari-hari, tak terkecuali juga bagi masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng).
Namun tingginya konsumsi ikan lele ini tidak berbanding lurus dengan produksi ikan lele yang masih terbilang rendah. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti persentase keberhasilan budidaya yang masih rendah, kondisi cuaca hingga saat ini yang sedang terjadi, yaitu semakin melambungnya harga pelet. Apalagi pelet masih menjadi pakan utama untuk budidaya lele saat ini.
Melambungnya harga pelet dikeluhkan oleh Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Kencana Sejahtera, Ari Arpandi. Pokdakan yang terletak di Kelurahan Arung Dalam Kecamatan Koba ini sedang fokus budidaya ikan lele dan gurame.
\"Memang terjadi kenaikan harga pelet yang signifikan. Ini sudah terjadi sejak awal bulan Februari,\" ujarnya saat dijumpai di kolam budidaya, Sabtu (05/03/2022).
Pria yang akrab disapa Ari Lele ini mengungkapkan kebutuhan pelet kelompoknya saat ini sedang tinggi-tingginya. Hal ini dikarenakan usia produksi ikan yang sudah memasuki masa panen.
\"Lele yang kita produksi ini memang 100 persen murni mengandalkan pakan jenis pelet dan tidak ada pakan yang lain. Kalau sekarang ini kebutuhan pelet kita per hari bisa mencapai 20 kg, karena memang sudah memasuki usia panen dan kondisi usia lele seperti sekarang ini memang sedang tinggi-tingginya kebutuhan terhadap pakan,\" ungkapnya.
\"Kenaikan harga pelet ini terjadi setiap pekan dan kenaikannya secara bertahap berkisar Rp. 10 ribu hingga Rp. 30 ribu per karung 30 kg,\" sambungnya.
Untuk menyiasati semakin membengkaknya biaya produksi, kelompoknya melakukan berbagai langkah, seperti menaikkan harga jual lele, membuat pakan alternatif dengan cara pembibitan pakan dan fermentasi pakan, serta membuat produk olahan lele bumbu atau dikenal dengan lele ungkep.
\"Ya mau gak mau kita naikkan harga jual dan membuat pakan alternatif. Apalagi pelanggan kita ini rata-rata minta ukuran lele 7 ekor atau 6 ekor per kilo. Untuk menuju ukuran tersebut, dibutuhkan pakan yang tidak sedikit ditambah resiko gagal panen akibat kematian yang semakin besar. Jadi kalau kita lihat stoknya banyak, pada saat ukuran 8 ekor per kilo kita panen sebagian untuk dibuat produk lele bumbu,\" imbuhnya menerangkan panjang lebar.
Dinas Perikanan Harap Produktivitas Lele Tetap Terjaga
Ketersedian ikan lele yang masih sangat kurang dalam memenuhi permintaan ikan lele di masyarakat diakui oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Chazwir Chadir.
Menurutnya, solusi untuk mendukung peningkatan produksi ikan lele di Kabupaten Bateng tetap dilakukan secara kontinyu.
Selain memastikan ketersediaan benih ikan lele melalui Balai Benih Ikan (BBI) dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang ada di setiap kecamatan, berbagai hal tetap menjadi perhatian mereka seperti kenaikan harga pelet saat ini.
Jajarannya tidak henti-hentinya memberikan pemahaman kepada pembudidaya melalui penyuluh yang tersebar di seluruh kecamatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: