PT Timah Tbk Rayakan Hari Ibu Lewat Women In TINS Series: Perempuan Tangguh, Adaptif dan Berdaya
--
BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Dalam rangka memperingati Hari Ibu, PT Timah Tbk menggelar kegiatan Women In TINS Series dengan mengusung tema “Perempuan Tangguh, Adaptif dan Berdaya di Era Transformasi” yang berlangsung di Graha Timah Pangkalpinang, Senin (22/12/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh karyawati PT TIMAH Tbk, Direktur SDM PT TIMAH Tbk Ratih Mayasari dengan menghadirkan narasumber Profesional Coach dan Praktisi Transformasi Organisasi A.Darmawantik atau yang kerap disapa Ibu Dade dan Pelaku UMKM sekaligus pemilik Jamu Mbok Ti, Tiya Apriano.
BACA JUGA:Anggota Polres Bangka Barat 3 Dipecat, 5 Dapat Penghargaan
Dalam kegiatan ini juga menghadirkan Bazar UMKM mitra Binaan PT TIMAH Tbk yang semuanya merupakan perempuan. Beragam produk makanan dan minuman dihadirkan dalam bazar ini.
Para karyawati PT TIMAH Tbk ini tampak antusias mengikuti kegiatan ini, mereka menggunakan pakai kebaya dan baju kurung, belajar membuat jamu dan juga mengabadikan momen kebersamaan ini.
BACA JUGA:Padeli Jadi Tersangka, Yudi dari Kejati Babel Jadi Plt Kajari Bateng
Women In TINS Series menjadi wadah refleksi, penguatan, serta pemberdayaan perempuan di lingkungan perusahaan agar semakin siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah.
Direktur Sumber Daya Manusia PT TIMAH Tbk, Ratih Mayasari menyampaikan bahwa perempuan memiliki keunikan dan kekuatan tersendiri yang harus terus diperkuat, terutama di tengah dinamika transformasi organisasi dan dunia kerja.
“Perempuan di PT TIMAH Tbk harus semakin memperkuat dirinya. Kita memang minoritas, tetapi dengan keunikan yang diberikan Allah sebagai perempuan, kita tidak boleh menyerah.
Kita harus semakin tangguh, adaptif dan berdaya di era transformasi,” ujar Ratih.
BACA JUGA:Bukti Kejagung tak Lindungi 'Jaksa Nakal', Kajari Bangka Tengah Jadi Tersangka!
Ratih juga menyoroti tantangan struktural yang masih dihadapi perempuan dalam dunia kerja, khususnya dalam menjaga keseimbangan antara peran profesional dan keluarga.
Ia menegaskan bahwa minimnya perempuan di posisi puncak bukan karena kurang kompeten, melainkan karena belum tersedianya ekosistem kerja yang sepenuhnya ramah bagi perempuan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
