Kenaikan NIUJP PT Timah Tbk Bawa Angin Segar Bagi Penambang Rakyat
Ilustrasi--Foto: PT Timah
BABELPOS.ID - Penambang rakyat di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT TIMAH Tbk mulai merasakan dampak positif dari kenaikan Nilai Imbal Usaha Jasa Penambangan (NIUJP) yang ditetapkan perusahaan beberapa waktu lalu.
Dengan adanya penyesuaian NIUJP ini, harga beli bijih timah dari para mitra dan penambang rakyat ikut meningkat. Kondisi ini memberikan napas baru bagi penambang yang selama ini bergantung pada hasil tambang sebagai sumber penghidupan utama.
Salah satunya yang dialami Rafiq penambang di Kabupaten Bangka yang kini bisa mendapatkan imbal jasa penambangan yang dinilainya sudah layak bagi dirinya. Seperti sore Jumat (24/10/2025) satu kilogram timahnya dibeli Rp160.000.
Selain harga yang mulai layak, tak kalah pentingnya bagi Rafiq ialah dirinya kini bisa menambang dengan aman tanpa takut ada razia. Pasalnya, kini Rafiq bermitra dengan salah satu mitra PT TIMAH Tbk.
"Hari ini dapat 3kg lebih, harganya tadi Rp160.000. Sudah beberapa minggu ini harga stabil, abis naik ke darat langsung jual ke CV. Karena dari CV sudah menunggu, kita enggak perlu bawa keluar dari sini, enggak susah cari kolektor. Harganya juga sesuai," kata Rafiq, Senin (27/10/2025).
BACA JUGA:PT Timah Tbk Tebar Belasan Ribu Bibit Ikan di Kolong Bekas Tambang
BACA JUGA:PT TIMAH Tbk Dukung Kejuaraan Futsal Antar Pelajar, Dorong Prestasi Generasi Muda Bangka Barat
Sebelumnya, menurutnya harga timahnya dibeli secara variatif mulai dari Rp112.000-180.000. Namun, beberapa waktu lalu dirinya kesulitan untuk menjual timah. Padahal penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dari hari ke hari.
Baginya, harga Rp160.000 ini cukup bagi penambang kecil seperti dirinya, karena Ia hanya bekerja sendiri dan sudah menggunakan alat milik sendiri. Namun, Ia berharap agar harga ini naik terus mengingat harga BBM yang terus naik.
"Kalau sebagai penambang mau harganya lebih tinggi, tapi kalau harga Rp160 ini lumayan. Karena kami kan biasanya hasilnya 3-5kg sehari. Ongkos untuk nambang sekitar Rp200.000. Saya kerja sendiri jadi masih ketutup ongkos, cuma kadang kalau ada kerusakan alat agak bingung. Namanya kita cari rezeki di laut kan enggak menentu, kadang naik-naik enggak dapat timah, rugi kita," ceritanya.
Baginya, sebagai penambang mereka tak selalu menghasilkan timah, seperti gelombang tinggi, kerusakan alat tambang dan cuaca yang tidak menentu. Sehingga disaat menghasilkan mereka harus bisa menyimpan uang.
"Biasanya istri yang ngatur uang, kalau harga timah bagus pasti pendapatan nambah. Setidaknya kita bisa sedikit simpan uangnya. Karena kebutuhan juga bertambah. Harga naik dan stabil ini baru dalam beberapa minggu, biasanya kan harga cepat sekali turun naik. Semoga nanti bisa naik lagi," harapnya.
BACA JUGA:Tak Sekadar Tenunan, Maslina Yazid dan PT Timah Rajut Asa Lestarikan Cual Bangka
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
