Ekonomi Babel di Persimpngan Jalan: Strategi Bertahan atau Bertransformasi?

Ekonomi Babel di Persimpngan Jalan: Strategi Bertahan atau Bertransformasi?

Yuherna dan Andi --Foto: ist

3. Penerapan Teknologi Inovasi seperti eFeeder (pemberi pakan otomatis) untuk budidaya ikan telah terbukti menciptakan efisiensi pakan 5-18% dan meningkatkan omset 5-31%.

Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ditetapkan sebagai pilar utama dalam arah pembangunan kewilayahan Babel ke depan . Komitmen ini diwujudkan melalui inisiatif seperti Festival Explore Babel 2025, yang diinisiasi Bank Indonesia untuk menjadikan pariwisata, ekraf, dan UMKM sebagai tumpuan ekonomi baru dan alternatif peralihan dari sektor tambang . Upaya spesifik lainnya adalah visi Belitung sebagai carbon free island, yang bertujuan menjadikan pulau tersebut sebagai destinasi wisata hijau berkelas nasional. Slogan "Live one day in Belitung, gain one extra hour of life" mencerminkan komitmen pada udara bersih dan pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan tren pariwisata modern.

Transformasi juga harus mencakup perbaikan terhadap warisan kerusakan lingkungan. Upaya rehabilitasi, seperti yang tercermin dalam Program "Semarak Babel" dengan penanaman pohon, perlu terus dilanjutkan . Lebih dari itu, potensi ekonomi biru yang berkelanjutan, termasuk konservasi mangrove yang juga memiliki nilai ekonomi dari penyerapan karbon, dapat dikembangkan lebih lanjut. Kajian akademis mencatat potensi perdagangan jasa karbon mangrove sebagai salah satu strategi konservasi di Pulau Bangka , yang sejalan dengan komitmen rendah karbon nasional.

Berdasarkan analisis mendalam terhadap kondisi terkini, dapat disimpulkan bahwa pilihan “bertahan” dengan mengandalkan timah secara business as usual adalah strategi yang semakin tidak sustainable, terbukti dari pertumbuhan rendah, kerentanan fiskal, dan beban lingkungan. Sebaliknya, pilihan “bertransformasi” melaui diversifikasi ekonomi, khususnya dengan memanfaatkan potensi maritim dan agrikultur yang berkelanjutan, bukan hanya sebuah opsi melainkan sebuah keharusan yang mendesak.

Untuk itu, berikut adalah rekomendasi kebijakan yang dapat menjadi peta jalan transformasi ekonomi Babel :

1. Mempercepat Hilirisasi Sektor Unggulan Non-Timah melalui dukungan Pemerintah secara agresif untuk mempromosikan investasi pada industri pengolahan hasil perikanan, pertanian, dan perkebunan. Kebijakan fiskal dan kemudahan perizinan yang kondusif perlu diciptakan untuk menarik investor di sektor hilir, sekaligus memastikan adanya transfer teknologi.

2. Mengintegrasikan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan melalui pengembangan destinasi wisata, seperti KEK Tanjung Kelayang dan visi carbon-free island Belitung, harus didukung dengan pembangunan infrastruktur pendukung yang ramah lingkungan, peningkatan kualitas SDM pariwisata, dan pemasaran yang masif yang mengedepankan keunikan dan keberlanjutan alam Babel.

3. Memperkuat Ekosistem Pendukung UMKM dan Ekonomi Kreatif melalui Festival Explore Babel, harus berkelanjutan. Lima pilar dukungan Bank Indonesia diantaranya peningkatan kualitas produk, inovasi, akses keuangan, digitalisasi pembayaran, dan strategi pemasaran perlu diadopsi dan diperluas jangkauannya .

4. Kurikulum pendidikan dan pelatihan kerja harus selaras dengan kebutuhan sektor-sektor potensial baru seperti kemaritiman, teknologi perikanan, pariwisata, dan industri kreatif untuk menciptakan SDM yang kompeten dan siap menghadapi perubahan struktur ekonomi.

5. Memperkuat Tata Kelola dan Sinergi Seluruh Pemangku Kepentingan yang merupakan kunci keberhasilan transformasi ini. Sinergi ini diperlukan untuk memastikan seluruh kebijakan dan program berjalan searah dan saling memperkuat.

BACA JUGA:Tata Kelola Timah yang Berkeadilan: Analisis Hukum terhadap Krisis Pertambangan Ilegal di Bangka Belitung

BACA JUGA:Reformasi Birokrasi Melalui Digitalisasi oleh Biro Administrasi Pimpinan Pemprov Babel Semakin Terbuka

Persimpangan jalan yang dihadapi Bangka Belitung hari ini adalah ujian terbesar bagi visi kepemimpinan dan kebijaksanaan kolektif seluruh masyarakatnya. Pilihan untuk bertahan di jalur timah yang sudah nyaman namun penuh kerapuhan hanya akan membawa Babel menuju masa depan yang suram, lingkungan yang rusak, ketergantungan yang permanen, dan ketertinggalan dalam percaturan ekonomi global yang semakin hijau.

Sebaliknya, pilihan untuk bertransformasi menuju ekonomi biru dan hijau yang berkelanjutan, meski penuh tantangan di awal, adalah jalan satu-satunya untuk membangun Babel yang tangguh, mandiri, dan sejahtera. Transformasi ini bukan tentang mengubur masa lalu timah, tetapi tentang memanfaatkannya sebagai batu pijakan dan pelajaran untuk melompat ke masa depan yang lebih cerah, di mana laut, pertanian yang maju, pariwisata yang berkualitas, dan sumber daya manusia yang unggul menjadi kekuatan utamanya.

Dengan komitmen kolektif dari semua pemangku kepentingan, Babel dapat meninggalkan jejak "kutukan sumber daya alam" dan beralih menjadi ekonomi maritim yang berdaulat, berkelanjutan, dan inklusif, mewujudkan visi "Babel Berdaya 2029" menuju "Babel Bertuah 2045". Saatnya Babel berlayar meninggalkan lorong timah, dan mengarungi samudera peluang baru sebagai pusat maritim yang berdaulat di masa depan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: