• Mengintegrasikan nilai filsafat pelayanan publik ke dalam budaya kerja birokrasi, misalnya melalui kegiatan refleksi organisasi atau pembinaan nilai ASN berlandaskan core value “BerAKHLAK”.
• Mendorong kepemimpinan etis (ethical leadership) di lingkungan biro, agar setiap keputusan dan arahan pimpinan selalu berpijak pada nilai kebenaran, keadilan, dan kepentingan masyarakat.
Kesimpulan
Filsafat birokrasi mengajarkan bahwa administrasi pemerintahan sejatinya bukan hanya serangkaian mekanisme prosedural, tetapi juga tindakan moral yang memiliki konsekuensi sosial. Biro Administrasi Pimpinan berperan penting dalam menjaga keseimbangan antara efisiensi rasional dan nilai kemanusiaan dalam tata kelola pemerintahan.
Melalui pemahaman filosofis, birokrasi dapat “berpikir sebelum bertindak” menimbang etika, tanggung jawab, dan manfaat publik dari setiap proses administrasi. Dengan demikian, Biro Administrasi Pimpinan bukan sekadar pelaksana kebijakan, tetapi menjadi simbol birokrasi reflektif: berpikir, beretika, dan berjiwa pelayanan.
BACA JUGA:Mimpi Hijau Anak Negeri Timah
BACA JUGA:Koperasi Merah Putih: Jalan Tengah Ekonomi Rakyat Timah di Era Prabowo