“Kalau memang sudah ditetapkan, ya diterimalah. Harapan saya tetap senang karena bisa berkumpul dengan keluarga di darat.
Tapi kita kan tidak tahu akan dialihkan ke mana, saya siap ditempatkan di mana saja,” tuturnya.
BACA JUGA:Pj Sekda Bangka Hadiri Peringatan HKG PKK Ke-53 Tahun
Kisah serupa dialami Marniati.
Setelah puluhan tahun mengajar di SD 11 Gantung, ia kini harus mengubah rutinitasnya sebagai pendidik menjadi staf di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Beltim.
“Saya senang, terima apa adanya.
Mau gimana lagi. Padahal saya tahunya mengajar, begitu PPPK ke kantor,” ujarnya sambil tersenyum tipis.
Meski bidang tugasnya berbeda jauh, Marniati berkomitmen untuk tetap memberikan kontribusi terbaik.
“Mudah-mudahan siap belajar menyesuaikan. Sudah 20 tahun mengabdi sebagai guru di pulau. Dari honor menjadi PTT, baru sekarang diangkat.
Kami jalani saja, walau dari pendidik ke kantor,” katanya.
BACA JUGA:Pj Sekda Bangka Hadiri Peringatan HKG PKK Ke-53 Tahun
Cerita Putri dan Marniati menjadi potret dinamika penempatan PPPK di daerah, terutama bagi tenaga honorer yang bertahun-tahun mengabdi di pelosok.
Pengangkatan mereka menjadi simbol penghargaan, tetapi juga menimbulkan dilema ketika harus meninggalkan tempat yang selama ini mereka layani.
BACA JUGA:Pangkalpinang Kawal Standar SPPG Pastikan Keamanan MBG
Dalam pelantikan itu, Bupati Beltim Kamarudin Muten menegaskan bahwa seluruh 91 PPPK yang baru diangkat, termasuk Putri dan Marniati, diharapkan siap mengabdi di mana pun ditempatkan.
Meski demikian, banyak pihak berharap ke depan kebijakan penempatan bisa mempertimbangkan latar belakang serta pengalaman pengabdian para PPPK, terutama mereka yang bertugas di wilayah terpencil.