Pentingnya Kolaborasi
Revitalisasi Gerakan Literasi Sekolah, menurut para peneliti, tidak bisa berdiri sendiri. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, pembuat kebijakan, hingga masyarakat luas—menjadi kunci. Upaya bersama ini akan memastikan literasi berkembang melampaui aktivitas rutin, menciptakan pembelajar kritis, kreatif, dan mandiri yang siap berkontribusi di masyarakat berbasis pengetahuan. “Gerakan literasi yang hidup akan berdampak bukan hanya pada peningkatan prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter pembelajar sepanjang hayat,” ujar Harianto. Hal ini penting agar generasi muda Bangka Belitung mampu menghadapi perubahan global yang serba cepat.
Agenda Penelitian Lanjutan
Peneliti juga menekankan pentingnya studi lanjutan untuk mengembangkan model literasi berbasis kearifan lokal. Pendekatan ini dinilai paling sesuai dengan karakter daerah kepulauan yang memiliki keberagaman budaya dan tantangan geografis. “Kami berharap temuan ini menjadi pijakan kebijakan pendidikan yang lebih adaptif, terutama untuk daerah dengan kondisi serupa,” tambah Herza.
Dengan temuan dan rekomendasi tersebut, penelitian ini tidak hanya memotret kondisi terkini, tetapi juga membuka jalan bagi perbaikan berkelanjutan. Gerakan Literasi Sekolah di Bangka Belitung memerlukan dukungan semua pihak agar mampu melampaui sekadar slogan, menjadi gerakan nyata yang menumbuhkan kecintaan membaca, menulis, dan berpikir kritis di kalangan generasi muda.
BACA JUGA:FH UBB Gelar Seminar Hukum 2025 Bersama 34 Peniliti Dari Berbagai Kampus di Indonesia
BACA JUGA:BEM Fakultas Hukum UBB Sorot Kasus Wagub Hellyana