Itu yang penting," ujarnya.
Sahat mengungkapkan, saat ini pihaknya bersama beberapa lembaga lain seperti Bea Cukai dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), telah terintegrasi dalam satu layanan digital untuk penyediaan dokumen kelayakan, serta jadwal pengiriman dan kedatangan produk ekspor.
BACA JUGA:Kepala BKI dan Gubernur Hidayat Lepas Ekspor 51 Ton Lada dan 89,5 Ton Ikan Segar Bangka Belitung
"Sistem layanan kita sudah digital.
Dokumen ekspor sudah dikirim ke sana.
Mereka tinggal lihat jadwal kapan barang sampai di negara mereka.
Negara-negara itu pun tahu tingkat kelayakannya, bahwa benar ikan yang mereka konsumsi berasal dari Bangka Belitung.
Itu yang diminta mitra kita," jelasnya.
Ia juga mendorong agar Pemprov Babel dapat mengikuti sistem integrasi ini, sehingga terkoneksi langsung dengan Balai Karantina, Bea Cukai, dan KSOP dalam menyediakan informasi produk unggulan Negeri Serumpun Sebalai sebelum diberangkatkan.
BACA JUGA:Kepala BKI dan Gubernur Hidayat Lepas Ekspor 51 Ton Lada dan 89,5 Ton Ikan Segar Bangka Belitung
"Kami harapkan Pemda juga seperti itu. Tinggal kita koneksikan, dan ini memengaruhi nilainya.
Kolaborasi ini penting.
Seandainya pun produk tidak bergerak dari sini, tapi kalau tercatat berasal dari sini, itu tetap bernilai.
Kalau semuanya sudah berjalan, ekosistem ekspor di Babel akan semakin menarik," pungkasnya.
Akselerasi ekspor ke Australia, Vietnam, Malaysia, dan Taiwan kali ini melibatkan enam perusahaan eksportir.
Produk yang dikirim terdiri dari 89,5 ton ikan segar dan cumi beku senilai Rp3,2 miliar, serta lada biji sebanyak 51 ton senilai Rp8,1 miliar.