Herman menyakini bahwa Kacu Pramuka yang melingkar di leher para warga binaan bukanlah sekedar secarik kain, tapi itu adalah simbol ikrar baru, ikrar untuk lebih baik, untuk bermanfaat dan untuk membuktikan bahwa masa lalu bukanlah penentu akhir, melainkan pijakan awal menuju kehidupan yang lebih bermartabat.
BACA JUGA:Selamatkan Mangrove di Babel, Perlu Ditanamkan Kecintaan Sejak Dini
"Pramuka membina jiwa kepemimpinan di alam terbuka. Pemasyarakatan membina harapan di balik jeruji.
Dua jalan berbeda, satu tujuan membentuk manusia yang lebih baik. Selamat mengikuti kegiatan perkemahan ini. Ikutilah dengan sepenuh hati, jaga keamanan dan ketertiban, jaga kekompakan, semangat, dan junjung tinggi nilai-nilai Pemasyarakatan dan Gerakan Pramuka.
Semoga kegiatan ini memberi manfaat besar bagi kita semua dan menjadi pijakan untuk langkah-langkah ke depan yang lebih baik," tutup Herman.
BACA JUGA:Bangun Kepedulian Lingkungan Sejak Dini, PT Timah Dukung SDN 1 Pemali Jadi Sekolah Adiwiyata Mandiri
Sementara itu, Kalapas Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang, Maman Herwaman menambahkan, kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari mulai tanggal 25-26 Juli 2025.
Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas kepribadian warga binaan untuk memiliki rasa kebangsaan dan nasionalisme serta percaya diri.
Selain itu, kata dia, tujuan lain ialah untuk menanamkan nilai-nilai luhur pramuka dan membangun harapan serta jati diri.
"Disamping itu, melalui kegiatan ini kita ingin mempersiapkan diri warga binaan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk masyarakat," terang Maman.
BACA JUGA:Dikepung Ratusan Relawan Rato-Ramadian, KPU Bangka Tegaskan Tak Pernah Nyatakan Ijazah Rato Palsu
Maman menyebut, kegiatan ini diikuti sebanyak 48 warga binaan yang aktif mengikuti kegiatan pramuka yang terdiri dari 40 laki-laki dan 8 orang perempuan dari Lapas/Rutan/LPKA se- Provinsi Bangka Belitung.
"Dalam perkemahan ini, para warga binaan akan mengikuti serangkaian kegiatan meliputi dinamika kelompok dan permainan edukatif, penanaman nilai kebangsaan, lomba teknik kepramukaan, api unggun, malam keakraban hingga renungan malam dan refleksi," pungkas Maman.