BABELPOS.ID, BANGKA INDUK - Pasangan suami istri, Ibnu Hajar dan Kusumawati warga jalan.H.Hasan Dusun II RT.003 Desa Payabenua Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka Tengah, kini hanya bisa pasrah dengan kondisi bayi mereka, Arsy Attazea (38 hari) yang mengalami kelainan langit-langit mulut sumbing sejak lahir.
Bayi malang yang lahir di Rumah Sakit Depati Hamzah Pangkalpinang, 17 Oktober 2024 ini juga diagnosa mengalami kondisi sesak nafas dan kaki bengkok.
BACA JUGA:Pencabutan TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967
Kedua orang tua bayi yang sehari-hari hanya bekerja sebagai petani ini juga mengungkapkan bahwa dari pihak dokter juga telah merekomendasi agar baby Arsy dapat segera dirujuk ke Radiologi Anak RSUP Dr.M.Hoesin Palembang agar mendapatkan perawatan lebih intensif.
BACA JUGA:New Experience with New Honda Scoopy, Sensasi Gaya Berkendara Unik dan Fashionable
Ibu mengaku setelah pihaknya mendapatkan penjelasan tentang kondisi sang anak, dan pihak dokter rumah sakit juga telah mengeluarkan surat rujukan penuh maupun rujukan jalan ke RSUP Dr.M.Hoesin Palembang dengan dilengkapi seperti surat rujukan BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, Surat Keterangan Tidak Mampu dari Pemerintah Desa Payabenua Kecamatan Mendobarat.
BACA JUGA:Rebuan : NAMALUH, Tebar Aura Positif Haji dan Umroh di Negeri Laskar Pelangi
Sedangkan dari pihak Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Bangka Belitung juga telah menjelaskan bahwa dalam menangani kondisi seperti yang dialami baby Arsy ini , memang memerlukan jaminan sosial, karena bayi ini masuk dalam penyadang disabilitas berat.
Namun dari pihak Dinsos PMD Babel juga mengaku belum bisa membantu dalam untuk biaya pengobatan, namun siap memfasilitasi untuk menghubungkan dengan kementerian terkait di tingkat pusat.
BACA JUGA:PT Timah Tbk Kembali Raih Penghargaan Peringkat Emas 2024
“Dengan kondisi kesehatan anak kami yang seperti ini, maka kami memang juga berharap adanya dukungan uluran tangan dari pihak dermawan, karena bagaimanapun untuk biaya kehidupan sehari-hari selama pengobatan di Palembang juga membutuhkan biaya yang cukup, sedangkan kami sebagai orang tuanya hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang sangat tidak menentu,” ujar Ibnu yang setia didampingi sang istri Kusumawati.
Di tengah kepasarahnnya, Ibnu dan Kusumawaty berharap masih ada keajaiban dari Yang Maha Kuasa akan menolong bayi Arsy untuk mendapatkan biaya penanganan secara layak, sehingga bisa tumbuh sehat, ceria dan cerdas sebagaimana anak-anak normal pada umumnya.