BABELPOS. ID, TOBOALI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel) masih minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidang pengelolaan pemerintahan.
BACA JUGA:Ini 27 Pemain Indonesia Lawan Jepang dan Arab Saudi
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Basel Herman, Rabu (13/11).
"Minimnya SDM yang memiliki keahlian khusus di bidang masing-masing dinas menjadi salah satu tantangan besar di Pemkab Basel," sebutnya.
BACA JUGA:Ini 27 Pemain Indonesia Lawan Jepang dan Arab Saudi
SDM yang mumpuni menjadi salah satu kendala utama dalam pengelolaan sektor-sektor pemerintahan di daerah tersebut. Menurutnya, hal ini berdampak pada kurang optimalnya penerapan berbagai kebijakan dan strategi yang telah dirumuskan oleh pemerintah daerah.
BACA JUGA:Tingkatkan Literasi dan Layanan Zakat Karyawan, PT Timah Raih Penghargaan dari BAZNAS RI
Sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi membutuhkan SDM dengan kompetensi khusus yang mampu menjalankan program dengan efektif, tanpa adanya tenaga profesional yang menguasai bidang tersebut, keberhasilan program-program pembangunan menjadi sulit dicapai.
"Banyak kebijakan dan strategi yang sebenarnya penting untuk pembangunan daerah tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal," ujarnya.
Dijelaskannya, peningkatan kapasitas SDM adalah langkah penting yang perlu diambil pemerintah daerah agar mampu menghadapi berbagai tantangan pembangunan di masa depan. Ia berharap agar ada pelatihan atau program pengembangan yang diadakan secara rutin untuk pegawai di setiap dinas.
BACA JUGA:Dukung Program Makan Bergizi Presiden, Erzaldi Siapkan Bus Sekolah Gratis
Perlu fokus pada pelatihan dan pengembangan SDM di sektor-sektor kunci, agar kebijakan yang dirancang dapat berjalan sesuai target. Dengan SDM yang kompeten, Basel akan lebih mampu mengelola program pembangunan dengan efektif.
BACA JUGA:Begini Cara Pemkab Bangka Barat Optimalkan Pungutan Pajak
"Misalnya, ada program-program yang memerlukan analisis mendalam atau pemahaman teknis, namun tidak semua dinas memiliki staf yang mampu melaksanakannya. Ini menjadi PR besar bagi kita untuk meningkatkan kualitas SDM," ucap Herman.