Oleh Ibrahim Hanif, Sri Haryati
_______________
BABELPOS.ID- Kebutuhan akan data spasial saat ini telah merambat ke semua bidang, mulai dari bidang yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, seperti memesan makanan atau berpergian dengan Google Maps, hingga pengaplikasian pada bidang terkait kesehatan.
Ketika pandemi COVID-19 melanda negeri kita, data spasial ini dimanfaatkan untuk mengenali risiko penyebaran COVID-19 serta mengidentifikasi masyarakat yang terdampak.
Keberadaan suatu penyakit dipengaruhi oleh jarak, akses, kepadatan penduduk, serta kondisi geografis, sehingga hal ini menjadi tantangan bersama dalam pelayanan kesehatan.
Untuk menyusun data spasial diperlukan pemetaan partisipatif, sebuah proses pengumpulan data dan analisis terkait problem dan isu di sekitar mereka melalui identifikasi dan penggambaran fitur geospasial dengan menggunakan piranti dan teknologi pemetaan. Pemetaan ini melibatkan komunitas atau mitra lain sebagai kontributor data.
Di bidang layanan kesehatan, pemetaan partisipatif merupakan proses dimana komunitas lokal berkontribusi pada pengumpulan data dan informasi geografis untuk menciptakan peta yang digunakan dalam perencanaan dan pengiriman layanan kesehatan. Ini membantu dalam identifikasi kebutuhan kesehatan dan sumber daya yang tersedia.
BACA JUGA:Kemenkeu: Dana Desa 2025 Diprioritaskan untuk Tangani Perubahan Iklim
BACA JUGA:Melindungi Data Pribadi dari Serangan Siber
Hasil pemetaan ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa melihat posisi layanan kesehatan terdekat, serta bagi pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pada dasarnya, pemetaan partisipatif perlu selalu melibatkan aktor-aktor yang memahami informasi mengenai bidang terkait atau masyarakat yang mengenal betul wilayahnya, sehingga semua kalangan dapat terlibat.
Dengan keterlibatan yang sederhana, seperti menangkap foto objek yang pengaturan lokasinya dinyalakan atau memiliki koordinat pada kamera pada telepon seluler pintar, --disebut dengan geotagging foto--, sudah dapat menjadi data spasial tematik.
Kegiatan ini memudahkan pengguna, yaitu masyarakat dan pengelola layanan kesehatan, khususnya puskesmas, untuk melihat pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungannya, seperti misalnya ambulans terdekat dengan keterangan cara penggunaannya.
Dengan kesederhanaan dan kecanggihan gawai sehari-hari ini dapat memungkinkan masyarakat untuk membuat peta mereka sendiri juga mengakses informasi ini, khususnya untuk situasi kegawatdaruratan.
Data ini selanjutnya dengan mudah menggunakan internet dapat membentuk presentasi informasi dalam bentuk spasial tematik.