Merasakan Geliat Indonesia Sentris di Kepulauan Pongok

Kamis 08-08-2024,17:02 WIB
Reporter : Julian/Rel
Editor : Govin

Dengan langsung mendatangi pulau-pulau pada kampanye Babel Semakin Cakap Digital itu, Diskominfo Babel memastikan setiap anak memiliki akses yang sama terhadap pengetahuan dan keterampilan digital, untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar mereka.

Oase Hijau di Tengah Pulau 

Di tengah-tengah statusnya sebagai daerah kepulauan, Kecamatan Kepulauan Pongok menyadari arti pentingnya ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan menjadi potensi pertanian.

Petani yang berjumlah tak lebih dari 1 persen penduduk menunjang program jangka menengah (RPJMN 2020-2024), dengan berhasil mengolah bentangan lahan seluas 25 hektare menjadi sawah.

BACA JUGA:BRI Peduli Jaga Sungai Jaga Kehidupan, Edukasi Masyarakat Menjaga Kebersihan Sungai dan Hijaukan Lingkungan

Hasilnya, mereka mampu memenuhi kebutuhan pangan harian secara mandiri, untuk setidaknya setengah dari total penduduk di Desa Pongok, juga saat nelayan menghadapi musim paceklik, dan faktor cuaca yang dapat menghambat pengiriman bahan pokok dari luar pulau.

BACA JUGA:Kolaborasi Kemenkumham-Pemda Tingkatkan Kesadaran Hukum di Masyarakat

Kecamatan Kepulauan Pongok, menjadi salah satu kecamatan di Indonesia dengan lanskap biru-hijau.

Terletak di tengah-tengah 'kepungan' birunya lautan, daerah ini memiliki sumber daya yang meliputi ruang lingkup kehidupan laut hayati (flora dan fauna), maupun non hayati. 

Tak heran, dengan latar belakang tersebut mayoritas penduduknya (95 persen) memilih nelayan sebagai profesi, dan sebagian besar roda perekonomian akan dimulai dari sektor ini.

Namun, daratan kecamatan yang seluas 89,67 kilometer persegi, menyisakan potensi lain. 

 BACA JUGA:Perkuat AHYPP, Yayasan AHM Dorong UMKM Bengkel Binaan Naik Kelas

Kecil memang, tak lebih dari 1 persennya saja, atau 25 hektare daratannya menganga sebuah penghijauan di pinggiran wilayah.

Lahan yang bersumber dari bantuan optimasi lahan (oplah) itu dikelola menjadi sebuah bentangan sawah, berhias pematang sebagai penanda kepemilikan antar petani yang tergabung dalam dua kelompok tani, dan hanya berjumlah 30-an orang saja.

BACA JUGA:Kolaborasi Kemenkumham-Pemda Tingkatkan Kesadaran Hukum di Masyarakat

Namun, dari tangan-tangan mereka, dari sebuah keyakinan, serta kerja keras, sawah ini berimbas pada kecukupan, dan kesejahteraan warga. Mereka berani keluar pakem, keluar dari zona laut yang sudah menjadi sumber ekonomi.

Kategori :