Kesiapan TNI Mendukung Pemerintah Dalam Membela Palestina

Senin 29-07-2024,12:43 WIB
Reporter : Walda Marison
Editor : Jal

Bantuan

Sebelum Prabowo menyatakan siap menerjunkan pasukannya untuk melakukan misi perdamaian di Gaza, TNI juga sudah mengirimkan bantuan berupa logistik dan kebutuhan pangan untuk warga Palestina.

Bantuan pertama dikirimkan pada 4 sampai 8 November 2023 berupa makanan, obat obatan, perlengkapan bayi dan keperluan perempuan seberat 26 ton.

Bantuan tersebut menggunakan pesawat milik TNI AU Heracles C-130 melalui Bandara El Arish Mesir.

Pengiriman yang terbilang sukses itu pun kembali dilanjutkan dengan mengirimkan bantuan berupa logistik menggunakan KRI Radjiman Wedyoningrat pada 18 Januari sampai 15 Maret 2024.

Kala itu ada 242 ton bahan kebutuhan kritis yang dikirim oleh pasukan TNI ke Palestina. Bantuan itu berupa makanan, kelengkapan kebutuhan bayi dan wanita, serta obat-obatan.

Terakhir TNI kembali menggunakan pesawat Hercules C-130 tipe Z untuk mengirimkan logistik pada 29 Maret sampai 27 April 2024. Pesawat yang diawaki oleh prajurit TNI tersebut bertolak dari Bandara King Abdullah II Yordania menuju wilayah konflik Gaza untuk menerjunkan logistik dengan metode drop dari udara.

BACA JUGA:Pemutusan akses konten radikalisme

BACA JUGA:Membangun

Dari pengiriman terkait itu, total ada 20 paket logistik, yang masing-masing beratnya mencapai 160 kilogram dan telah diterjunkan oleh prajurit TNI untuk warga Gaza.

Semangat memberikan bantuan kepada warga Palestina di Gaza bukan hanya bergelora di kalangan TNI saja, melainkan warga sipil pun turut merasakan.

Banyak dari masyarakat yang ingin berkontribusi lebih dengan cara membantu langsung warga Palestina yang kini menjadi korban di medan konflik.

Melihat hal tersebut, TNI menyatakan ada peluang bagi masyarakat untuk tergabung dalam pasukan PBB di misi perdamaian Gaza.

Keikutsertaan masyarakat sipil bisa berguna untuk membantu TNI dari segi tenaga ahli, seperti kebutuhan dokter, psikiater untuk melakukan pemulihan trauma hingga tenaga pendidik.

Kolaborasi itu sangat dimungkinkan terjadi. Meskipun demikian, persyaratan teknis dan birokrasi pengiriman warga sipil dalam misi perdamaian diatur tersendiri oleh Kementerian Luar Negeri.

Bukan hanya warga sipil saja yang merasakan gelora semangat itu. Pimpinan militer dari negara lain, seperti Singapura dan Australia juga ingin bergabung dalam misi perdamaian yang dilakukan TNI.

Kategori :