BABELPOS.ID, KOBA - Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, produksi ikan tangkap di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) dilaporkan mengalami penurunan 10 hingga 15 persen.
Hal ini turut dipengaruhi musim paceklik, yakni suatu keadaan nelayan tidak melaut karena cuaca pada musim itu tidak mendukung untuk mereka berlayar dan membahayakan keselamatan mereka jika dipaksakan.
BACA JUGA:Basel Bekecak, Bakso Viral Desa Bikang Raih Cuan Besar Capai 10 Juta
"Memang selama beberapa bulan ini, kendala cuaca menjadi salah satu dinamika alam yang sudah kita hadapi, karena ada pergeseran musim cuaca, tapi kami juga terus memberikan penyuluhan kepada masyarakat nelayan untuk mengutamakan keselamatan," terang Kepala Dinas Perikanan Bateng, Imam Soehadi.
Sementara itu, Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman mengakui berkurangnya produksi ikan tangkap di wilayahnya, dikarenakan faktor cuaca.
"Meski demikian, saya yakin di Bangka Tengah, stok ikan tetap aman, mau itu ikan tawar maupun laut," ujar Algafry, Rabu, (17/4/2024).
BACA JUGA:PSG Bangkit di Liga Champions, Hajar Barca 4-1, Ini Alasan Xavi
"Sudah saya pantau, produksi ikan ini masih memenuhi kebutuhan masyarakat Bangka Tengah, dan jikapun berkurang, hal ini karena faktor cuaca," sambungnya.
Dikatakan Algafry, pihaknya juga turut memperhatikan kesejahteraan nelayan pada musim panceklik.
"Kita terus mendukung para nelayan ini, melalui Dinas Perikanan Bangka Tengah, seperti penyaluran bantuan, meskipun tidak tiap bulan, hanya pada momen-momen tertentu saja, tetap kita bantu pada musim tidak bisa melaut," tuturnya.
BACA JUGA:Nyambi Jualan Sabu, Karyawan Swasta Dibekuk Satres Narkoba Polresta PangkalpinangKata Algafry, pihaknya juga memiliki program appartement crab box, sebagai solusi nelayan, jika tidak bisa melaut.
"Kalau cuaca extrem, tentu gak bisa turun melaut, jadi bisa budidaya kepiting dengan sistem Appartement Crab Box, dari ukuran 1 ons dalam 17 hari ke depan bisa mencapai 3 ons, jadi waktunya lebih cepat, semoga upaya ini bisa membantu nelayan Bangka Tengah," pungkasnya.