Hanya saja bagi para calon pendamping yang mengajukan tidak serta merta otomatis langsung berangkat, karena semua sudah diatur yaitu SISKOHAT yang merupakan sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan ibadah haji secara terpadu.
Diurutan pertama pendamping yang akan diprioritaskan adalah untuk pendamping lansia, namun jika masih ada kuota yang belum terpenuhi, maka yang berikutnya adalah penggabungan mahrom, dan jika setelah pengabungan mahrom dilakukan tetapi kuota Babel 1.105 belum juga terpenuhi maka akan diisi untuk pendamping disabilitas.
"Yang menjadi salah satu persyaratan bagi calon pendamping ini adalah, jamaah yang akan didampinginya tersebut sudah harus melunasi di tahap pertama, kalau belum lunas di tahap pertama maka tidak bisa untuk mengajukan sebagai pendamping,” jelas pria yang sebelumnya juga menjabat sebagai Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Babel ini.
BACA JUGA:Insan Kanwil Kemenag Babel dan Asrama Haji Lomba Semarak Kemerdekaan
BACA JUGA:Alhamdulillah... 79 Jamaah Haji Babel Kloter Terakhir Tahun 1444H/2023M Tiba di Tanah Air
Calon jemaah haji regular asal Babel berjumlah 1.105 akan ditambah 2 pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Untuk calon pembimbing KBHIU Babel tersebut saat ini sudah diusulkan nama-namanya ke Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Dirjen PHU). Sedangkan untuk Petugas Haji Daerah (PHD) ada 9 orang.
“Untuk pembimbing KBHIU dan PHD nanti pelunasanya juga akan ada tanggal khusus. Namun untuk PHD yang harusnya berakhir di tanggal 29 Febuari namun bisa dimajukan atau diperpanjang, selama SK dari Dirjen PHU belum muncul. Jika nomor porsi PHD dan KBHIU juga belum ada atau belum keluar, maka juga belum bisa untuk melunasi. Mekipun sekarang kita juga sudah menghimbau teman-teman ini untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, akan tetapi yang jelas belum bisa input di SISKOHAT, sebab nomor porsi mereka belum ada,” terangnya. (*)
BACA JUGA: Seluruh Jemaah Haji Babel dan Sumsel Sudah Tiba di Tanah Air