BABELPOS.ID, LUBUK BESAR - Sebagai salah satu sekolah inklusi yang ramah anak, SMP Negeri 2 Lubuk Besar mengadakan bimbingan teknis Penanganan Anak Inklusi dan Asesmen Awal Pembelajaran Pendidikan Inklusi, Kamis (23/11/2023).
Diketahui, ada sekitar 400 anak inklusi di Bangka Tengah, sehingga keberadaan sekolah inklusi sangat dibutuhkan di Bangka Tengah. Apalagi sekolah inklusi memungkinkan anak inklusi untuk mengenyam pendidikan yang sama dengan anak lainnya.
Bimbingan teknis ini diadakan selama 3 hari, yakni tanggal 20 hingga 23 November 2023 di Sekolah Luar Biasa Negeri Koba dengan narasumber Wahyu Kurniawan, M. Psi sebagai psikolog dan dosen di Uin SAS serta Elisa Novianti, S. Pd guru sekolah luar biasa Negeri Koba.
Kepala Dinas Pendidikan Bangka Tengah, Drs. Iskandar MM sangat mengapresiasi pelaksanaan bimbingan teknis penanganan anak inklusi.
BACA JUGA:'Lagi Saro', Bandit Sikat Tas Kawan di Camp TI
BACA JUGA:Jadi Tersangka, Firly Melawan!
"Saya mengapresiasi pelaksanaan bimbingan teknis penanganan anak inklusi ini dan mengharapkan tenaga pendidik yang mengikuti bimbingan teknis ini bisa mengimbaskan dan mengimplementasikannya di kelas ketika mengajar," ujarnya.
Ia juga berpesan agar tenaga pendidik untuk terus meningkatkan kompetensi dan selalu beradaptasi dengan kemajuan yang ada .
"Semoga bimbingan teknis ini bisa menjadi solusi untuk anak inklusi yang selama ini dinilai masih kurang," tuturnya
BACA JUGA:Pastikan Nataru Aman, Pj Wako Lusje Pimpin Rapat Bersama Forkopimda
Sementara itu, Kepala sekolah SMP Negeri 2 Lubuk Besar, Agus Taruno merasa sangat bersyukur acara ini bisa berjalan dengan sukses dan berjalan dengan khidmat.
“Saya mengharapkan semua tenaga pendidik mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, sehingga sekolah kita yang masih memiliki 13 anak inklusi bisa terpenuhi haknya di sekolah,” ujarnya.
BACA JUGA:'Lagi Saro', Bandit Sikat Tas Kawan di Camp TI
Ia juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada undangan yang menyempatkan hadir serta kepada panitia yang turut menyukseskan kegiatan ini.
"Semoga dengan bimbingan teknis ini pengetahuan guru mengenai pendidikan anak inklusi semakin luas dan semakin mudah untuk mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran di kelas," imbuhnya. (sak/ynd)